🍒DELAPAN🍒

124 94 160
                                    

Naya menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Sedangkan Lyssa tidak dapat melihat wajah dari suara tersebut lantaran tertutup oleh badan mungil Naya. Cesil membulatkan matanya saat melihat siapa yang menghampiri mereka bertiga.

"Abang!" Naya pun menghampiri orang tersebut lalu memeluknya yang hanya bisa Naya peluk bagian kakinya saja.

"Sa itu kan cowo yang wak—" Cesil tidak dapat menyelesaikan ucapannya karena orang tersebut bersuara kembali.

"Makas—Lo?" Vano terkejut saat melihat perempuan yang bersama Naya tadi adalah Lyssa.

Lyssa pun refleks langsung berdiri kembali dan menatap terkejut ke Vano.

Lyssa mengerutkan alisnya "Sil, gue ga salah liat kan? Itu cowo yang.."

"Engga Sa, itu beneran dia." Potong Cesil dengan bisikan.

"Ini abang sepupu kamu Nay?"

"Iya ka."
"Kenalin ka namanya abang Van—ih abang tulunin! Naya ga mau di gendong." Naya memberontak saat Vano menggendong Naya seperti koala.

"Kalo kamu ga di giniin, ga bakalan pulang-pulang. Sekarang kita pulang." Omel Vano membuat Naya mengerucutkan bibirnya.

"Tapi kan Naya masih mau kenalan sama kaka cantiknya.."

"Kalo kamu masih mau di sini, yaudah berarti nanti siang kamu ga ikut abang Vano jemput Ka Lita." Bisik Vano pada Naya.

"Gapapa, Naya disini aja."

"Padahal abang Vano mau ngajak jalan jalan kamu sama ka Lita. Tapi karna kamu masih mau disini yaudah Ka Lita aja yang abang ajak jalan jalan." Vano menurunkan Naya dari gendongannya.

"Ah.. Abang ko gitu si! Naya kan mau ikut." Ucap Naya dengan mata berkaca-kaca.

"Yaudah Naya pulang deh bial ikut jalan jalan." Sambungnya dengan kedua tangan mengarah ke Vano meminta agar menggendongnya kembali.

Nah kan nurut juga ni anak dalam hati Vano dengan bibir tersenyum miring.

Sedangkan Lyssa dan Cesil hanya terdiam melihat perdebatan 2 orang di depannya ini.

"Kaka kaka cantik.. Naya pulang dulu ya." Ucap Naya saat sudah berada di gendongan Vano lagi sambil memegang bola milik Vano.

"Iya sayang, kapan kapan kita main bareng ya." Ucap Lyssa sedangkan Cesil menjawab dengan senyuman dan anggukan.

Lalu Vano dan Naya pergi dari hadapan Lyssa dan Cesil.

Cesil melihat Lyssa masih memandang lurus ke depan dimana Vano dan Naya yang sudah jauh dari indra penglihatan "Udah ga usah lo liatin terus cowo tadi. Jangan jangan lo heran ya kenapa bisa ketemu cowo itu lagi?"

Lyssa pun mengerjapkan matanya berkali kali "Dih siapa juga yang ngeliatin tu orang, dah lah yuk lanjutin lagi lari nya."

"Halah ga usah bohong deh lo Sa." Ucap Cesil berlari kecil di samping Lyssa.

Lyssa memutar kedua bola matanya jengah dengan Cesil, Lalu Lyssa menambah kecepatan larinya dan meninggalkan Cesil.

"ih tega banget lo Sa ninggalin temen lo yang imut ini. Nanti kalo gue di culik gimana?"

Lyssa mengangkat jari nya membentuk huruf O yang berada jauh di depan Cesil "Derita lo. Penculiknya juga milih milih kalo mau nyulik orang, ga bakalan mau nyulik lo tukang jajan." Teriak Lyssa dari kejauhan. Untung saja tidak ada orang di sekitar kompleknya kecuali mereka berdua saja.

"Ish.. tapi emang iya si gue tukang jajan." Gumam Cesil pada dirinya sendiri dan menyusul Lyssa yang sudah jauh.

🍒🍒

ELVANOWhere stories live. Discover now