17

7.4K 636 25
                                    

"Daddy?!!"

Bukan Jisung yang bersuara melainkan Lee Haechan. Dia terkejut mendengar hal itu. "S-siapa maksudmu??" tanyanya lagi.

Jaemin terdiam untuk beberapa saat. Menggigit bibir bawahnya lalu menatap lamat-lamat teman lama nya itu. "Jeno"

Haechan makin di buat terkejut karena hal itu. Jaemin menyuruh anaknya untuk pergi dulu karena ini urusan dewasa.

"Oke Jaemin, kau berhutang penjelasan padaku. Tolong jelaskan, bagaimana bisa itu Jeno??" celotehnya panjang lebar. Jaemin menghembuskan napas nya kasar.

"Ceritanya agak rumit"

"Apa??"

"Kami satu SMA, dan juga kuliah di tempat yang sama"

Haechan menyimaknya. "Renjun, dia kekasih Jeno dari SMA. Tapi Jeno juga menganggapku sebagai kekasihnya. Awalnya aku bersedia menjadi simpanan Jeno. Tapi setelah di pikir-pikir itu salah . . aku ingin pergi" bahunya merosot. "Jeno menolaknya dan tanpa kami sangka aku hamil" ia meringis seraya menunjukan senyum samar.

"Astaga, a-aku tidak bisa berkata-kata"

"Aku cerita soal itu ke Jeno. Tapi dia tidak mempercayaiku. Dia pergi. Dan aku yang merawat Jisung sendirian" manik rusanya berkabut, namun Jaemin masih mempertahankan senyuman di wajahnya. "Sudah aku ceritakan"

Lelaki berkulit tan itu mengusak wajahnya frustasi. "Ini keterlaluan!" ia marah.

Matanya mengkilat tajam. "Lalu sekarang kau kembali dekat dengannya Na??? Setelah apa yang dia perbuat, padamu??"

Jaemin hanya mengangguk, Haechan sudah berteriak seolah ia kehilangan kewarasannya. "Kau mau laki-laki seperti apa?? Akan ku carikan untukmu. Jangan Jeno!"

"K-kenapa?"

"Gila! Dia sudah punya keluarga"

"Aku tidak mau menikah" tolak Jaemin yang membuat Haechan menjatuhkan rahangnya tidak percaya. "Bukan karena aku memilih Jeno"

"Oke, lalu?" Haechan bernapas lega.

"Aku ingin sendiri, hidup bersama Jisung seperti dulu. Aku tidak butuh siapapun, tapi Jisung . ." Jaemin menggantungkan kalimatnya. "Jisung menginginkan keluarga yang lengkap"  kemudian dia terisak di depan Haechan.

Entah berapa banyak lagi hal yang Jaemin sembunyikan dari orang-orang. Apa hidupnya sesulit itu sampai membuat Haechan merasa ngeri sendiri?

Haechan memeluk tubuh teman nya erat. Membiarkan Jaemin meluapkan tangisnya di pelukannya. Sudah lama Jaemin tidak menangis seperti ini. Dadanya sangat sakit.

"Hiks kau juga berhak membenciku Chan. Aku rendahan"

"Sssttt! Bicara apa kau" dengus Haechan. Mengusap punggung sempit Jaemin. "Aku bisa membawamu pergi dari sini"

Jaemin membeku. Pelukan di antara mereka terlepas. Haechan meraih tangan Jaemin yang terlihat kurus dan tidak terawat seperti miliknya. "Kau suka puncak kan? Aku punya vila disana. Kau bisa memakainya kalau kau ingin" cicit Haechan pelan.

"Aku tidak bermaksud ikut campur. Tapi Na, dari segi pandangku Jeno bukan pria baik" ucapnya lagi. Jaemin mengusap lelehan air mata yang membasahi pipinya.

"Terimakasih"

"Permisi" seseorang mengetuk pintu. Jaemin membersihkan mukanya dulu membiarkan Haechan yang membuka pintu.

Setelahnya kembali ada Jungwoo disana. "Jaemin, ahh kau sudah jarang sekali menemuiku" seru Jungwoo, memeluk tubuh Jaemin sebentar. Jaemin terkekeh.

[ ✔ ] Ineffable - nomin ft jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang