part 14

31 4 0
                                    

Aku terlalu mencintaimu, sampai-sampai aku lupa, bahwa memilikimu adalah angan yang tak bisa ku gapai.
Diana

"Mas, aku janji akan merawat dia dengan sepenuh hatiku. Walau aku rapuh tanpa ada kamu disisi ku. Tapi aku bersyukur, aku selalu melihat dirimu didalam diri anak kita"

Menjadi strict parents bukan hal yang mudah bagi Rini. Ia harus menjadi dua sosok dalam satu tubuh demi anak gadis kesayangannya.

🦄

"Hai!" sapa Yanti penuh semangat.

"Hai tayo! Hai tayo dia bis kecil ramah," Mita mendengus sembari menyanyinkan ost kartun tersebut.

"Gila! Gue ramal lu tadi abis nonton tayo, ya? Hayo ngaku lo!" Diana cekikin melihat raut muka Mita yang menahan marah.

"Terserah! Gue lagi badmood bisa gak, kalian tuh waras bentar doang," pinta Mita kepada kedua sahabatnya.

"Bisa diatur!" jawab Yanti dan Diana. Mereka pun bergegas menuju kelas yang berada didekat lapangan.

Sesampainya dikelas, mereka hanya terdiam didepan pintu tanpa berniat untuk masuk ke dalam.

"sepi bener, kek kuburan" Yanti mengintip ke dalam kelas yang kosong.

"jam 06.15? Tumben sepi? Apa jangan-jangan libur?" Mita menoyor jidat Diana, entahlah temannya yang satu ini isi otaknya hanya libur-libur dan libur.

"Paling pada di kantin," ujar Mita duduk di depan kelas.

"Berasa gembel, ngemper gitu!" ledek Diana langsung mendapat delikan tajam dari Mita.

Mita menarik kedua sahabatnya untuk menemaninya duduk, tak apa dibilang gembel asalkan ia tidak sendiri bila di ledek gembel.

"Doi gue mana ye? Masih bocan kali ya?" Diana celingukan mencari keberadaan Delvian. Maklum masa-masa PDKT-an.

"Doi? Sejak kapan?"

"Kapan lu jadi doi si Vian?"

Diana tak menggubris pertanyaan Mita dan Yanti, di otaknya hanya ada nama Vian.

Murid-murid yang lain pun berdatangan Diana dan kedua sahabatnya segera berdiri dan masuk ke kelas sebelum bel masuk berbunyi.

Kringg

"Ah, kapan istirahat sih?" keluh Yanti sembari cengengesan menatap Mita.

"Baru juga bel masuk masa udah mau istirahat. Belajarnya kapan," Bukan-bukan Mita yang menjawab tetapi Mutiah.

Tumben ni anak ada omongnya? gumam Mita menatap Mutiah penuh selidik.

"Mata oy mata," Mita kembali memposisikan dirinya menghadap ke depan.

"Selamat pagi," ucap bu Nindi guru Bahasa Inggris.

🦄

"Perih" ucap Sagara mengusap dadanya.

"luka yang engkau berikan" sambung Noval diringi ketukan meja yang bernada.

DIA hadir diantara KITA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang