AVENGEMENT - 29

7.7K 678 53
                                    



Jerome lupa kapan terakhir kali dia merasa takut.

Sejak kehidupan keluarganya mulai diwarnai dengan pertengkaran demi pertengkaran hingga kasus perselingkuhan itu terungkap, Jerome benar-benar tumbuh menjadi pemuda yang dingin cenderung tanpa emosi. Dia juga tidak bisa lagi merasakan yang namanya takut bahkan untuk sebuah hal yang bisa mengancam nyawanya sekalipun. Jerome juga pernah secara terang-terangan mengatakan pada dokter dan psikiater yang menangani kesehatan mentalnya saat dia kuliah di Jerman dulu bahwa dia sama sekali tidak takut dengan kematian.

Tapi rasa takut itu kembali muncul lagi begitu dia sampai di depan ruang bersalin dimana Khansa sedang berbaring di atas brankar sambil berusaha menahan sakit akibat kontraksi yang menyerang perutnya dari dalam. Dan begitu dia memasuki ruangan itu, Khansa langsung menyambutnya dengan senyum lemah sambil sesekali meringis menahan nyeri.

Kedua bahu Jerome terkulai lemas begitu dia melihat betapa menyedihkannya kondisi Khansa sekarang. Wajahnya pucat, Tubuhnya berkeringat dan rambutnya yang sudah dikuncir terlihat begitu berantakkan. Pria tegap itu langsung melangkahkan kakinya menuju brankar sang istri dan mengusap keringat di wajahnya dengan tangan. Tak pernah sekalipun terlintas di benaknya bahwa Khansa harus menghadapi ini semua. Rintihan dan ringisan kesakitannya benar-benar membuat hati Jerome teriris.

"Hey hubby." sapa Khansa sambil berusaha tersenyum untuk menenangkan Jerome yang terlihat agak panik.

"Kei, kamu nggak apa-apa? perut kamu sakit ya? aku harus apa biar kamu nggak kesakitan kayak gini?" tanya Jerome bertubi-tubi dengan nada panik dan juga takut.

"Aku nggak apa-apa kok, Jei. kamu panik banget," Khansa terkekeh sementara Jerome duduk di sisinya sambil terus menggenggam tangannya erat-erat. "Kata dokter aku masih pembukaan 2 Jei, jadi selama nunggu sampe ke pembukaan 10, aku bakalan ngalamin kontraksi kayak gini terus."

"Berarti kamu bakal kesakitan terus gini dong?!"

"Iya." Khansa terkekeh. Melihat raut panik yang tergambar di wajah Jerome entah kenapa membuatnya ingin sekali tertawa. Dan tak hanya dirinya, para perawat yang sedang mempersiapkan semua peralatan disekitar mereka pun ikut tertawa mendengar nada panik yang keluar dari suara Jerome tadi.

Padahal kemarin-kemarin Jerome lah yang selalu menguatkan Khansa ketika perempuan itu merasakan ketakutan menjelang waktu melahirkannya. Tapi sekarang justru gantian Jerome yang ketakutan dan panik sendiri. Khansa tentunya paham akan ketakutan suaminya itu, selain ini adalah pengalaman pertamanya untuk melahirkan, ini juga merupakan pengalaman pertama Jerome untuk mendampinginya, jadi wajar saja jika dia masih bingung dan tidak tahu harus berbuat apa ketika dirinya diserang kontraksi yang cukup hebat.

"Hazmi bilang katanya aku nggak boleh panik," ucap Jerome memelas. "Tapi kalau kondisi kamu kayak gini, gimana ceritanya aku nggak boleh panik coba?"

"Ya dia emang bener sih, kalau panik nanti kamunya jadi stress sendiri." Khansa meringis lagi ketika rasa mulas menyerang perutnya. "Aww!"

"Kenapa? kenapa? perut kamu kenapa?!" seru Jerome panik sambil ikut mengusap-usap perut Khansa.

"Nggak apa-apa kok, cuma agak mulas aja terus kerasa kenceng banget gitu, Jei." Khansa tertawa lagi dengan sedikit susah payah ditengah-tengah rasa sakit yang mendera perutnya.

Jerome menarik nafas dalam-dalam lalu kemudian menghembuskannya secara perlahan. Jantungnya masih berdebar hebat dan dia terus menggenggam tangan Khansa erat-erat. Khansa sendiri juga tetap berusaha untuk tenang dan terus tersenyum agar tidak membuat Jerome semakin khawatir.

Selama beberapa saat, baik Jerome maupun Khansa hanya bisa diam dan tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Tangan mereka masih terpaut satu sama lain dan sesekali Jerome menciumi tangan Khansa ketika wanitanya itu merintih lagi. Rasa panik dan takutnya perlahan memudar seiring dengan matanya yang terus menelusuri raut wajah serta gestur Khansa yang tampak berusaha sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan rasa sakitnya di depan dirinya.

AVENGEMENT ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang