AVENGEMENT - 13

6.9K 628 48
                                    



Khansa memandangi wajahnya yang sudah terpoles makeup dengan sempurna. Akhirnya waktu yang dia takutkan pun tiba. Waktu dimana dia akan bertemu dengan teman-teman semasa SMA nya dalam acara reuni gabungan yang akan dilaksanakan hari ini. Khansa sendiri sebenarnya adalah gadis yang cukup supel. Temannya lumayan banyak, tapi yang membencinya pun juga tak kalah banyak sebab dulu dia adalah salah satu primadona nya Ranajaya. Dia mungkin tidak sekaya atau segaul murid-murid Ranajaya pada umumnya, tapi kepintaran serta sifatnya yang ramah dan baik hati selalu membuatnya terlihat begitu bersinar.

Bahkan saking ramah dan baiknya, Yejira yang merupakan cewek paling dingin, judes dan bisa dibilang sangat anti-sosial bisa langsung luluh padanya. Dan siapa yang sangka, seorang gadis dengan kepribadian yang cerah dan ceria bisa memiliki persahabatan yang sangat erat dengan seorang gadis yang dingin dan judes sampai keduanya sama-sama beranjak dewasa dan memiliki suami masing-masing.

"You look gorgeous," puji Jerome yang baru saja masuk ke dalam kamar mereka, sudah rapi dengan kemeja denim dan celana jeans nya. "As always."

Khansa menoleh ke  arahnya disertai dengan senyum cantiknya yang khas. Gadis itu mengenakan celana jeans panjang berwarna hitam dipadu dengan off-shoulder bertali spaghetti berwarna putih yang menampakkan sedikit dari kedua bahunya yang putih mulus. Rambutnya di kuncir kuda dan dia memoles wajahnya dengan makeup tipis namun memikat.

"Mau berangkat sekarang?" tanya Khansa seraya meraih tas Givenchy hitamnya.

Jerome mengangkat kedua bahunya. "If you ready."

"I'm ready." Khansa tersenyum sembari merapikan kemeja denim Jerome dan mereka berdua keluar dari kamar bersama-sama.

Begitu sampai di bawah, Jerome dan Khansa disuguhi pemandangan dimana ada mama yang sedang mengobrol bersama Laura dan juga pacarnya, Arga. Ekspresi laki-laki itu langsung berubah lebih cerah begitu melihat Khansa yang hari ini terlihat begitu cantik dan memukau meskipun hanya mengenakan pakaian yang simpel dan makeup yang tipis. Namun ekspresinya itu sungguh berbanding terbalik dengan ekspresi yang dikeluarkan oleh mama dan Laura. Jerome memerhatikan sekelilingnya, dia tidak menemukan sang papa dimanapun.

"Nyari papamu? Dia baru aja berangkat main tenis tadi." ujar mama seolah tahu bahwa putranya itu sedang mencari papanya.

"Oh, oke. Kalau gitu aku sama Khansa pergi dulu." Jerome berjalan mendekati mamanya lalu mencium tangannya dengan hormat. Dan begitu Laura hendak mencium tangannya juga, Jerome langsung mengangkat alis. "Kalau lo nggak mau cium tangan Khansa, then you don't have to greet mine."

Laura mendengus. "Iya, iya! aku bakalan cium tangan dia juga!"

Dan si bungsu benar-benar membuktikan kata-katanya. Meskipun enggan, namun dia lebih memilih untuk melakukannya selain karena dia tidak ingin bertengkar dengan abang kesayangannya itu, dia juga tidak mau terlalu kurang ajar lagi pada Khansa. Ingatan dimana perempuan itu mencengkram tangannya kuat-kuat serta menegurnya dengan nada tajam akan selamanya terpatri di dalam memori otaknya itu. Belum lagi dia mendengar cerita dari sang mama tentang Khansa yang tidak akan segan-segan melawan balik jika dirinya berani bertingkah kelewat batas padanya lagi seperti kemarin.

Tak hanya Laura, Arga pun ikut mencium tangan Jerome bergantian dengan Khansa. Namun genggamannya pada tangan Khansa langsung sengaja ia eratkan diiringi dengan seringai nakalnya yang sangat mengganggu Khansa itu. Khansa yang jelas paham apa maksud dari genggaman itu langsung membalasnya dengan cengkraman sehingga membuat pemuda itu mengaduh kesakitan. Raut wajahnya langsung berubah kaget sembari menatap horor pada Khansa yang justru malah tersenyum polos padanya.

AVENGEMENT ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang