AVENGEMENT - 27

7.1K 679 87
                                    



Sesuai perintah Jerome, Khansa benar-benar tidak pergi ke rumah mertuanya untuk melihat keadaan Laura. Tiara juga sempat meneleponnya tadi dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja jadi dia tidak perlu khawatir dengan apa yang akan terjadi di rumah nanti. Mendengar suara Tiara yang meneduhkan membuat Khansa merasa sedikit lebih tenang untuk menunggu kabar secara langsung dari Jerome.

"Kak, are you okay?" tanya Winna yang bertugas untuk menemaninya sampai Jerome pulang ke apartemen mereka.

"Actually... not really." Khansa tersenyum tipis. "Maaf ya Win, gue jadi bikin lo harus nemenin gue disini sampe Jerome pulang."

"Nggak apa-apa kok kak. Lagian Naresh juga nyuruh gue buat nemenin lo kok," Winna tersenyum manis dan Khansa langsung mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk kepala gadis bermata indah itu. "Kalau lo butuh temen buat cerita, gue siap kok kak."

Khansa yang semula sibuk mondar-mandir karena cemas menanti kabar akhirnya memutuskan untuk ikut duduk di sebelah Winna yang terlihat tenang. Memang sejak awal Khansa merasa bahwa Winna memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi mengenai hubungannya dengan Jerome. Gadis mungil itu seolah seperti tahu bahwa ada hal ganjil yang terjadi di dalam hubungannya dengan Jerome dan Khansa merasa sangat respek karena Winna tidak langsung menanyakannya di pertemuan pertama mereka waktu itu.

Dan seperti yang dia duga juga bahwa Winna adalah perempuan yang sangat elegan dan juga terdidik. Meskipun penasaran, dia benar-benar menjaga privasi yang ada di antara mereka dan bersikap sehormat mungkin untuk tidak menguliknya lebih dalam.

Mungkin tidak ada salahnya juga jika Khansa memberikan sedikit gambaran pada Winna mengenai konflik apa yang sedang dirinya dan Jerome hadapi.

"Jujur aja kak, sebenernya gue udah penasaran banget sama apa yang bikin lo sama kak Jerome kelihatan agak tertekan banget akhir-akhir ini dan gue beraniin diri buat nanya sama Naresh, tapi Naresh bilang kalau dia nggak berhak untuk ceritain itu semua dengan alasan privasi." Winna mengusap tengkuknya ragu. "Gue nggak bermaksud untuk kepo tapi gue khawatir banget sama bayi yang ada di perut lo kak. Gue takut kalian berdua kenapa-napa kalau lo stress terus, makanya-"

Khansa tertawa kecil. Selain pintar, ternyata Winna juga adalah perempuan yang jujur sekali.

"Nggak apa-apa kok, Win. Gue paham banget kalau lo itu cuma khawatir sama gue," kekeh Khansa lalu kemudian perempuan berambut panjang itu menghela nafas. "Nyokap gue sama nyokapnya Jerome itu dulu temen baik waktu masih muda, tapi semuanya jadi hancur gara-gara nyokap gue selingkuh sama bokapnya Jerome. Mereka selingkuh dari kita berdua masih SMA dan berniat untuk nikah. Dan supaya niat itu gagal, Jerome mutusin buat nikahin gue. Dia ngelakuin itu juga sebagai bentuk balas dendam dia ke bokapnya. Nyokap dan adiknya benci banget sama gue dan mereka terus menekan kami berdua setiap waktu. It's complicated, really."

"H-hah?" Winna ternganga kaget. Dia hanya tahu dari Naresh bahwa seluruh keluarga Jerome tidak menyukainya dan dia sama sekali tidak menyangka bahwa alasannya seberat itu.

"Masalah ini complex banget sebenernya, Win. Dan memalukan juga of course," Khansa tersenyum penuh arti seraya menundukkan kepalanya dengan rasa malu yang perlahan merekah di dalam hatinya. "Gue aja ngerasa malu banget nyeritain ini semua ke lo. Maaf ya, Winna."

Winna menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kemudian meraih tangan Khansa dan menggenggam tangannya erat-erat. Mungkin itu adalah salah satu penyebab kenapa Khansa dan Jerome terlihat agak canggung saat pertemuan pertama mereka waktu itu. Mereka saling mencintai tentunya, Winna bisa melihat itu dari sorot mata keduanya. Tapi nampaknya ada hal lain yang membuat mereka berdua tidak bisa saling mencintai dengan bebas.

AVENGEMENT ( ✔ )Where stories live. Discover now