AVENGEMENT - 21

6.8K 637 28
                                    



Khansa merasa seperti ada yang berbeda dengan sikap Chiara selama seminggu terakhir ini. Perempuan yang biasanya selalu tampak ceria itu terlihat agak murung dan sering kali menghindar setiap kali berpapasan dengannya. Khansa sendiri sudah berusaha untuk bersikap biasa dengan tetap mengajaknya makan siang atau minum kopi bersama seperti yang sering mereka lakukan, tapi Chiara selalu mempunyai banyak alasan untuk menolaknya. Khansa benar-benar tidak mengerti kenapa rekan kerja yang paling dekat dengannya itu mendadak berubah drastis seperti ini.

"Kei, udah sampe."

Mendengar suara berat Jerome di sebelahnya, Khansa pun langung tersadar dari lamunannya dan buru-buru menyampirkan tas nya ke bahu, bersiap untuk keluar dari mobil.

"Makasih ya Jei, kamu hati-hati di jalan." pamit Khansa sambil tersenyum dan meraih tangan Jerome untuk menciumnya tapi pria itu justru malah menahan tangannya.

"Kamu kenapa? kok dari tadi ngelamun aja? Ada masalah di sekolah?" tanya Jerome bertubi-tubi.

Khansa terdiam sejenak sebelum akhirnya dia kembali duduk bersandar di jok mobil. Dia memang belum menceritakan perihal perubahan sikap Chiara padanya ke Jerome karena dia pikir mungkin Chiara sedang ada masalah pribadi sehingga hal itu mempengaruhi mood dan perilakunya. Khansa sendiri juga ragu apakah dia harus menanyakannya atau tidak karena dia takut pertanyaan itu akan semakin memperburuk suasana hati Chiara.

"Jei, Chiara kayaknya marah deh sama aku." kata Khansa dengan nada memelas.

"Marah? kenapa?"

"Aku nggak tau. Waktu pas acara pernikahannya Harya sama Gista kan dia dateng sama Yudha, dan dia masih baik-baik aja kok sikapnya sama aku. Tapi pas hari senin nya kita ketemu lagi di sekolah, tiba-tiba dia ngediemin aku. Setiap papasan sama aku, dia menghindar terus. Kalau aku ajak makan siang juga dia selalu ngasih banyak alasan untuk nolak," Khansa menoleh ke arah Jerome. "Aku salah apa ya sama dia, Jei? kayaknya aku nggak pernah ngomong yang aneh-aneh deh sama dia, terus di sekolah juga temen deket aku cuma dia doang dan aku nggak pernah ngobrol sama guru-guru lain kayak aku sering ngobrol sama dia."

"Tanya." ucap Jerome tegas membuat Khansa langsung mengangkat kedua alisnya bingung. "Kalau kamu ngerasa nggak pernah ngomong yang aneh-aneh sama dia, nggak pernah ngomongin dia di belakang atau apapun itu, kamu tanya langsung sama dia apa alasannya dan jangan berhenti sebelum dia mau jujur sama kamu."

"Dari kemarin aku udah mau nanya sih, tapi aku takut bikin dia makin nggak nyaman."

"Kalau kamu nggak nanya, kamu nya juga jadi nggak nyaman karena penasaran kan?"

Kepala Khansa tertunduk lagi. Jemarinya saling mengait satu sama lain dengan gundah dan Jerome pun berinisiatif untuk menggenggamnya.

"Kei, dengerin aku. Kalau ada suatu hal yang menurut insting kamu itu aneh dan nggak wajar, kamu boleh kok langsung bersuara. Apalagi kalau kamu ngerasa kalau hal itu berhubungan dengan kamu. Kamu punya hak untuk mendapat klarifikasi dari orang yang awalnya baik sama kamu terus berubah secara tiba-tiba itu. Jangan bikin diri kamu jadi ngerasa bersalah atas asumsi yang kamu bikin sendiri padahal kamu nggak pernah melakukan kesalahan apapun sama dia."

"Gitu ya?"

Jerome mengangguk tegas. "Saran aku, kamu coba ajak dia ngobrol berdua aja hari ini. Tanya semua yang pengen kamu tanyain dan kayak yang tadi aku bilang, jangan berhenti sebelum dia jawab semuanya dengan jujur. Setelah itu kalian masih mau lanjut diem-dieman atau balik lagi kayak biasa ya terserah, yang penting nggak ada kesalahpahaman lagi di antara kalian berdua."

Setelah mendengar wejangan dari Jerome, Khansa akhirnya sudah bisa tersenyum lagi. Sejak skandal yang terjadi antara ibunya dengan ayah Jerome merebak dulu, entah kenapa Khansa mendadak berubah menjadi perempuan yang lemah dan penakut. Padahal waktu masih sekolah dulu, dia termasuk salah satu perempuan yang sangat berani dan tidak pernah ragu untuk mengutarakan pendapatnya meski itu harus membuatnya dimusuhi. Khansa juga berani menegur semua orang yang benci padanya secara terang-terangan dan berusaha meluruskan kesalahpahaman yang terjadi dengan mereka. Keberanian dan ketegasan Khansa ini juga lah yang membuat Jira akhirnya mau berteman dengannya.

AVENGEMENT ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang