Keseharian seorang perisai geng motor REVOLVER dan sang putra yang mewarisi sifat ugal-ugalannya
⚠️ HANYA CERITA HUMOR / KOMEDI, TIDAK UNTUK DITIRU DI DUNIA NYATA ⚠️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mommy, Ayes boyeh kuyiah nda?"
Pertanyaan Alvares membuat Cheryl yang baru saja selesai menyiapkan sarapan tercengang. Lantas ia menatap putra semata wayangnya itu heran. "Eh? Ng-Ngapain?"
"Ayes mawu ngeljain cklipci kaya mommy. Mawu ke kampuc uga," jawab Alvares dengan polosnya.
Saat ini, Cheryl memang sudah kuliah semester akhir yang mengharuskannya mengerjakan skripsi setiap malam. Alvares yang tidak mengerti apa itu skripsi jadi penasaran dan ingin ikut-ikutan juga.
"Ga bisa, Ares. Ares masih kecil, belum sekolah juga. Harus sekolah dulu sampe 18 tahun, terus lulus. Baru bisa kuliah," jelas Cheryl yang nyatanya malah membuat Alvares cemberut.
"T-Tapi Ayes nda mawu cekoyah, mommy. Ayes mau na kuyiah! Ayes udah gede mommy!! Ayes nda kecil!!" bantah Alvares.
"Ga bisa, sayang."
"Huweeee daddy, Ayes mawu kuyiah!! Daddy!!" Bayi gembul itu malah menangis kencang. Sampai-sampai daddy-nya yang sedang tidur terbangun dan menghampirinya ruang tamu.
Sembari duduk bertumpu di lantai agar sejajar dengan Alvares, lelaki berkaos hitam dengan rambut sedikit acak-acakan tersebut menatap putranya sambil menghapus air matanya. "Al kenapa?"
Alvares hanya menjawabnya dengan isakan, membuat daddy-nya tidak mengerti.
"Hei, ssstt. Al kenapa nangis? Hm?" tanya Gio dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ini loh yang, Ares minta kuliah, padahal sekolah aja belum," jelas Cheryl.
Gio menatap kedua mata Alvares dalam. "Al belum cukup umur, sayang. Al masih kecil. Kalo Al mau tetap kuliah boleh, tapi nanti Al harus berangkat sendiri ya. Daddy sama mommy gaakan anterin. Mau?"