Keseharian seorang perisai geng motor REVOLVER dan sang putra yang mewarisi sifat ugal-ugalannya
⚠️ HANYA CERITA HUMOR / KOMEDI, TIDAK UNTUK DITIRU DI DUNIA NYATA ⚠️
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hello 🧡 sebentar lagi bulan ramadhan berakhir. buat yang menjalankan, jgn lupa manfaatkan ibadah puasanya sebaik-baiknya okeii ‼️
Btw aku pengen bikin cerita GRATIS di karyakarsa. Menurut kalian tentang siapa? Voting dulu yuk 🤎
GIOCHEI & REVOLVER PAS MASIH SMA ➡️
GIOCHEI & REVOLVER PAS UDAH KERJA ➡️
Btw, aku ganti username di IG nih. Jangan lupa follow ya biar ga ketinggalan update terbaru 🤠🆕
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jangan lupa komen di setiap paragraf ygy, klo sepi up nya tahun depan🥳
***
"Eyy, ngapain masuk-masuk kamar Om ga bilang-bilang, hm? Mana ga ucap salam pula," tegur Vano pada Alvares yang main nyelonong masuk saja saat ia baru selesai mandi. Bahkan masih belum pakai baju.
Alvares meneguk ludah takut. Vano memang sangat tegas sehingga Alvares segan dan nurut terhadap om-nya ini.
Si bayi gembul pun keluar lagi dari kamar Vano, mengetuk pintu, lalu masuk dengan ragu-ragu sambil berucap, "Acalamualaikum, Om Pano."
Vano tersenyum geli. "Waalaikumsalam. Nah gitu dong. Pinter."
"Ares mau ngapain ke sini? Main game, hm? Itu iPad nya ada di atas kasur Om. Jangan diberantakin ya," suruh Vano sambil lanjut mengeringkan rambutnya sendiri yang masih basah itu dengan handuk.
"Othey, Om."
Seperti biasa, setiap malam jum'at Gio memang sering 'mengamankan' Alvares di rumah Vano yang masih tinggal bersama ibunya.
Jangan suudzon dulu, bukan karena Gio ingin sunnah rasul. Tapi karena Alvares lah yang nekat ingin belajar ngepet bersama Betty si babi peliharaan REVOLVER. Ia bahkan memaksa daddy-nya untuk jaga lilin.