Keseharian seorang perisai geng motor REVOLVER dan sang putra yang mewarisi sifat ugal-ugalannya
⚠️ HANYA CERITA HUMOR / KOMEDI, TIDAK UNTUK DITIRU DI DUNIA NYATA ⚠️
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
Siapa yang kangen sama baby ayess?🥰
Jangan lupa vote + komentar di setiap paragrafnya biar author semangat up terus yap! 💚
***
KALAU kalian mengira Gio hanya bullshit, kalian salah. Gio benar-benar ikut Vano ke masjid. Ceramah adiknya itu sangat manjur.
Buktinya sekarang, Gio menghabiskan malamnya dengan dzikir dan mengaji sampai ketiduran di masjid hingga matahari terik.
Ketika ia sampai di rumah, Cheryl dan Alvares sudah tidak ada di sana. Ya, rumah mereka kosong. Padahal Gio sudah tak tahan ingin berbaikan dengan istrinya itu.
"Ingin berkata kasar tapi lupa baru tobat," gumam Gio sambil mengusap wajahnya frustasi.
Lelaki berwajah garang itu akhirnya mengambil ponselnya di saku jeans untuk mengechat istrinya.
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
Namun baru saja selesai mengirimnya, Gio menarik semua pesan itu kembali. Dia takut Cheryl belum mau bicara padanya dan malah memaki-makinya.
Tentu saja Gio tidak mau menangis sekarang. Sangat tidak lucu jika hari ini dia ke kantor dengan mata sembab akibat nangis guling-guling.
***
"Ares di sini dulu ya. Mommy disuruh-suruh sama panitia lain sebentar," ucap Cheryl sambil memindahkan Alvares dari gendongannya pada Selly, teman kuliah terdekatnya yang juga padahal bukan panitia OSPEK. Selly hanya diminta Cheryl ke sini untuk menemaninya saja.
"Titip anakku ya, Sel. Kalo dia nakal sumpel empeng aja mulutnya," pesan Cheryl membuat cewek berkacamata pemilik rambut sebahu itu mengangguk ragu-ragu.
"Iya, Chei. Tapi jangan lama-lama, ya. Aku malu dilihatin orang-orang. Pengen pulang nih," jawab Selly sambil melirik ke segala arah. Sahabat Cheryl yang satu ini memang sangat pemalu dan minderan. Ia takut dinilai jelek karena penampilan sederhananya.
