"Sakura." Suara dingin menyapa pendengaran Sakura.
Sebenarnya gadis itu agak bergidik saat melihat wajah dingin Sasuke yang menyiratkan kemarahan. Namun, Sakura berusaha mengatur ekspresinya dan membalas tatapan Sasuke dengan tatapan yang tak kalah tajamnya.
"Kau kelihatan baik-baik saja tuh." Suara Naruto mengalihkan ketegangan yang terjadi diantara kedua orang itu.
Tatapan Sasuke beralih kearah pria kuning itu, menatapnya tajam.
"Harusnya aku bertanya padamu apa yang kau lakukan disini? Ini bukan taman bermain." Sarkas Sasuke.
Naruto tertawa canggung. Pria kuning itu menyenggol lengan Sakura, meminta bantuan.
"Kakashi-sensei yang menyuruh kami." Jawab Sakura santai.
"Kau pikir aku percaya?" Dingin Sasuke.
"Ya terserah juga sih." Sakura mengendikkan bahunya dan mengalihkan matanya dari onyx gelap yang seakan mengejarnya. Menakutkan!
"Uzumaki Naruto."
Bulu kuduk Naruto meremang, tiba-tiba saja punggungnya terasa dingin. Melihat wajah menyeramkan Sasuke dan suara dinginnya membuat pria itu rasanya mau lari saja. Si Sasuke ini entah kenapa rasanya jauh lebih menyeramkan dari ketika Naruto melawannya setelah perang dunia ninja ke-4.
"Kau ingin 'bermain-main' denganku?" Tanya Sasuke dengan suara dingin. Bahkan Aoi dan Eiji yang berdiri dibelakangnya sampai melangkah mundur. Auranya menyeramkan sekali!
"Heeehh bermain-main apanya? Aku hanya menuruti Kakashi-sensei." Naruto bersiul sambil mencoba santai.
"Lagipula ini salahmu karena tidak bisa dihubungi ttebayo!" Elak Naruto.
Sasuke mengabaikan eksistensi Naruto, melangkah maju dan menarik tangan Sakura.
"Kau punya urusan denganku." Ucapnya lalu menarik Sakura menjauh darisana.
"Cih, dasar menyebalkan." Cibir Naruto.
Pria kuning itu mengalihkan matanya menatap kedua anak buah Sasuke yang hanya terdiam dengan wajah linglung.
"Hei, kalian baik-baik saja?" Tanya Naruto heran.
Aoi dan Eiji mengangguk kaku, sepertinya kedua orang itu sangat syok melihat tingkah Sasuke.
****
"Kau tidak mengerti apa kataku sebelumnya?"
Suara dingin Sasuke membuat tubuh Sakura meremang. Gadis itu merasakan genggaman tangan Sasuke mengerat, namun tidak punya keberanian untuk melepasnya.
"Aku mendengar kalau komunikasi dengan Sasuke-kun terputus. Aku hanya khawatir jadi aku--"
"BAHKAN MESKI AKU MATI HARUSNYA KAU TIDAK DATANG!"
Sakura tersentak, matanya bergetar menatap wajah Sasuke yang kacau.
Sasuke memejamkan matanya, merutuki dirinya yang baru saja membentak Sakura. Pikirannya mungkin kacau, namun Sakura tidak ada hubungannya dengan ini.
"Maaf.."
Sakura terdiam. Gadis itu menunduk, menatap pergelangan tangannya yang memerah dalam genggaman Sasuke. Gadis menipiskan bibirnya, lalu mendongak dengan senyuman.
"Tidak apa-apa. Aku yang salah."
Sasuke seakan merasa hatinya diremas melihat senyuman itu. Ia menunduk, membelalak saat mendapati pergelangan tangan Sakura yang memerah dalam genggamannya. Dengan cepat Sasuke menarik tangannya.
"Maaf--"
"Aku baik-baik saja, Sasuke-kun" sela Sakura.
Tanpa dicegah, kepala Sasuke luruh bersandar pada bahu kecil Sakura.
"Tempat ini berbahaya." Lirih Sasuke.
"Dan jadi semakin berbahaya karena ada aku disini."
"Jadi kembalilah ke desa dan tetaplah aman."
"Kau hanya akan terluka jika bersamaku."
"Sasuke-kun!"
Sakura menangkup pipi Sasuke, membawa wajah pria itu mendekat padanya. Matanya menatap lurus pada Sasuke, melihat onyx hitam yang biasanya terlihat gelap kini meredup dan memudarkan pertahanannya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Sakura khawatir. Sasuke berbeda, pria itu seakan sedang berusaha untuk membangun kembali pertahanannya yang mulai runtuh. Namun, Sakura bisa melihatnya dengan jelas. Kelemahan yang berusaha Sasuke tutupi.
Sasuke mengepalkan tangannya kuat. Pria itu memejamkan matanya saat jemari Sakura mengusap pipinya. Sasuke menggeleng, bukan saatnya untuk menceritakan masalah ini pada Sakura. Bagaimanapun semua itu hanya spekulasinya. Ia belum menemukan bukti sama sekali.
"Kita harus pergi dari sini." Mengabaikan pertanyaan Sakura, Sasuke mengambil tangan Sakura dipipinya.
Ketika lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya dan kembali dihadapkan pada diamnya Sasuke, Sakura hanya bisa menghela napas. Menahan lagi rasa ingin tahunya yang sudah menumpuk.
"Penelitiannya?" Tanya Sakura.
"Bukan saatnya memikirkan itu." Jawab Sasuke.
"Aku datang kesini bukan hanya karenamu. Setidaknya aku harus melihat keadaan para pasien." Sakura menahan tangannya yang ditarik Sasuke hingga langkah keduanya terhenti.
"Sakura--"
"Aku disini sebagai ninja medis." Sela Sakura dengan nada tegas.
Sasuke mencoba menahan kesabarannya.
"Jika Sasuke-kun tidak ingin menjelaskan keadaannya padaku, aku akan bertanya pada kedua anak buahmu itu." Ucap Sakura lalu melenggang pergi meninggalkan Sasuke.
****
Buat yang minta konfliknya dikit2 aja sabar ya guys:) konflik jg ada tahapannya. Ini aja belum sampai klimaksnya. Krn sebelumnya banyak yang minta momen Team 7, makanya aku kasih konflik ini.
Kalau kalian tipe yang gak tahan nunggu konflik kelar, silahkan menumpuk chapter😌 tapi kata aku sih gak bakal dapet serunya kalau kyk gitu.
Semoga gak terlalu ngebosenin ya,
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA SAYANG🤗
See you on the next chapter~
YOU ARE READING
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...
Unsolved Puzzle
Start from the beginning
![WHY THIS DIFFERENT? [End]](https://img.wattpad.com/cover/188452515-64-k373772.jpg)