Darah yang dicintai dewa, menguncupkan bunga yang seharusnya mekar, tanah yang berdiri diatas pengorbanan nyawa.
Sasuke mungkin sudah gila, namun spekulasi dalam otaknya menuntun pria itu pada kejadian pembantaian Uchiha puluhan tahun silam. Perkataan biksu itu mengingatkannya pada cerita lama yang mungkin hampir ia lupakan. Perkataan ayahnya keluar dari memori lamanya.
"Ingatlah. Uchiha adalah darah yang dicintai."
"Hahh.." helaan napas berat keluar dari mulutnya.
"Darah yang dicintai Dewa, yang bertahan di atas pengorbanan. Kau harus mati. Mati dalam pelukan Dewa!"
Mata Sasuke terbuka, menunjukkan onyx yang meredup menembus waktu.
Perkataan itu terus terngiang dalam benaknya, mengulang bagai kaset rusak. Jika darah yang dicintai dewa yang dimaksud oleh biksu itu memang Uchiha, lalu yang bertahan diatas genangan darah..
Apakah dirinya?
Pertanyaan tanpa jawaban kembali terulang. Dalam otaknya terus berputar berbagai kemungkinan. Apakah penyakit ini ada hubungannya dengan Uchiha? Namun apa? Kenapa?
Meski terus bertanya sekalipun, Sasuke kesulitan untuk menemukan jawabannya. Segala jejak dan sejarah Uchiha telah banyak yang menghilang dan terbakar. Ia sendirilah yang membuang segalanya karena dendam yang sempat membutakan matanya.
"Hah, menyebalkan." Gumamnya pelan.
Sasuke menyugar rambutnya, melirik keluar dari ventilasi kecil itu saat didengarnya suara samar. Disana ia bisa melihat Aoi dan Eiji telah kembali.
"Kapten kau baik-baik saja?! Tolong jawab aku!"
Suara teriakan Aoi masih terdengar meskipun samar. Sasuke mendengus, anak itu berisik sekali. Begitulah pikirnya. Entah kenapa tingkah Aoi mengingatkannya pada si bodoh Naruto.
Sebenarnya bukan hal sulit bagi Sasuke untuk keluar. Ia tinggal menggunakan rinnegannya meskipun itu sedikit buang-buang tenaga.
"Kapten! Astaga apa dia baik-baik saja?! Bagaimana ini Eiji! Apa yang harus kita lakukan?!" Heboh Aoi mengguncang bahu Eiji.
"Berisik." Bukan Eiji yang menjawab melainkan Sasuke.
"Aaahh kaget aku!" Aoi melangkah mundur saat tiba-tiba Sasuke muncul didekatnya.
"Kapten! B-bagaimana bisa--"
Sasuke hanya menatap datar anak buahnya itu. Ia kemudian melangkah yang tentu saja langsung disusul oleh Eiji dan Aoi.
"Sample nya?" Tanya Sasuke singkat.
"Sudah dikirim ke pos oleh Isamu dan Masao." Jawab Eiji.
"Keadaannya?"
"Aneh. Tidak ada seorangpun didalam kuil ini." Jawab Aoi.
Sasuke terdiam sesaat. "Kita kembali ke desa." Perintahnya kemudian.
"Oh sudah selesai?"
Langkah Sasuke terhenti yang jelas langsung membuat Aoi dan Eiji yang mengikuti sedikit dibelakangnya juga berhenti. Kedua orang itu mengintip dari balik punggung Sasuke ketika sebuah suara yang tak asing terdengar.
"NARUTO-SAN?!" Aoi dan Eiji berteriak. Tepat dihadapan mereka orang yang diceritakan sebagai pahlawan desa dan sangat mereka kagumi berdiri.
Lain dengan Aoi dan Eiji, Sasuke menatap tajam eksistensi kedua orang dihadapannya. Bukan Naruto yang menjadi masalahnya, melainkan gadis berambut pink yang berdiri dengan santainya disamping Naruto.
YOU ARE READING
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...
Unsolved Puzzle
Start from the beginning
![WHY THIS DIFFERENT? [End]](https://img.wattpad.com/cover/188452515-64-k373772.jpg)