"Jangan terlalu larut, kau harus fokus pada misi kita kali ini." Tambah Cho Ji Seok.
Kibum tak bergeming, ia masih tetap memperhatikan Yeonjun dari singgahsananya. Dalam pandangannya, pemuda berambut gulali itu memiliki kemiripan dengan mendiang putranya, Choi Beomgyu. Seakan ruh itu kembali hadir dalam nyata untuk menyapa dirinya. Tapi sayang, itu semua hanya ilusi yang muncul dalam bayang. Tanpa sadar, ia mengeratkan kepalannya dan menangis dalam diam.
***
Seusai acara pelantikan itu, keluarga Yeonjun masih betah berada di kastil. Sedangkan Yeonjun sudah lebih dulu meninggalkan tempat itu. Perjalanannya terhenti di sebuah toko buku di seberang jalan yang besar. Semua mata kembali tertuju padanya. Sosoknya yang tinggi dan tampan berhasil menarik perhatian para manusia di sana. Terlebih warna rambutnya yang manis seperti gulali.
Ia bersikap seperti manusia pada umumnya. Menyambangi satu demi satu rak buku guna mencari bacaan yang kiranya bagus. Dan, dapat! Sebuah novel dark romance berjudul 'The Shape Of Water' karya Guillermo del Toro. Covernya sangat artistik, ia suka. Tak banyak pikir, ia langsung membawa buku itu ke kasir dan membayarnya.
Duduk manis di sebuah kafe sambil menyesap secangkir kopi pahit ditemani sepotong croissant almond dengan sentuhan icing sugar. Ia sangat fokus membaca novel barunya. Lembar demi lembar ia renungi. Sesekali ia tersenyum saat mendapati kalimat yang menurutnya memiliki makna yang indah.
BRAK!
Sontak para pengunjung berteriak heboh saat kaca kafe pecah berantakan karena terhantam sesuatu. Sebuah perampokan bersenjata. Yeonjun berdecih. Kenapa waktu luangnya selalu saja tergaduh.
Orang-orang yang mengenakan topeng itu mengarahkan senjatanya ke para pengunjung. Ancaman dan cacian mereka lontarkan ke kerumunan manusia tak bersalah itu.
Jumlah perampok itu sangat banyak, dua belas orang dan semuanya bersenjata lengkap. Tapi ada yang mengganjal di sini. Yeonjun mencium aroma tubuh beberapa vampir. Ia berdecak kesal. Masih ada saja kalangan vampir yang suka bertindak rendah seperti ini. Namun, tidak hanya sampai situ. Mereka bukan sembarang vampir. Hybrid?
Salah satu vampir itu sekarang coba menakuti mereka tidak lagi dengan senjata api, namun, salur dengan duri yang tajam muncul dari punggung. Ia membuka topengnya lalu memperlihatkan dagunya yang perlahan terbelah dua. Vampir itu menjulurkan lidahnya yang berlendir. Taring-taring tajam itu tampak sangat beracun.
Dan tiba-tiba, ia menyerang beberapa pengunjung. Menghisap darahnya lalu kemudian memisahkan tubuh bagian atas dan bawahnya, sehingga organ-organ tubuhnya berserakan di lantai kafe. Sedangkan anggota lainnya sibuk merampas barang berharga milik pengunjung. Suara teriak histeris semakin menjadi.
Tak lama, sirene berbunyi nyaring. Beberapa mobil polisi tiba. Mereka meminta para perampok itu untuk berhenti. Namun, malah terjadi baku tembak yang tak dapat dihindari. Polisi-polisi itu terlihat kewalahan. Beberapa dari mereka bahkan sudah ada yang tergeletak tak bernyawa.
Yeonjun murka, ia hendak menyerang. Tapi aksinya harus terhenti saat maniknya menangkap dua sosok manusia serigala dalam mode beast sempurna. Keduanya datang menghampiri dan langsung menghajar para perampok dan vampir hybrid itu. Pertarungan yang cukup sengit. Tak lama, datang lagi beberapa manusia serigala yang ikut menyerang. Suasana jadi luar biasa kacau sekarang.
Salah satu serigala yang badannya lebih besar memandang Yeonjun, kemudian berlari mengejarnya. Sontak saja Yeonjun berusaha kabur dari kejarannya. Bak aksi parkour, keduanya berlarian melintasi atap demi atap bangunan. Kemudian menyelinap ke area yang sempit dan gelap.
"Ark!"
Manusia serigala itu berhasil menangkapnya. Tapi ia terus memberontak, hingga terjadilah pertarung sengit. Yeonjun menghantamnya hingga terpental menghancurkan tembok pembatas. Sialnya, makhluk itu dengan cepat membalas Yeonjun. Jujur saja, ia dibuat kewalahan oleh serangan beruntun dari manusia serigala itu. Efek fatal dari hanya mengonsumsi darah hewan. Ia berdecih saat di rasa tubuhnya melemah.
Dan saat ia lengah, makhluk itu berhasil melumpuhkannya. Kedua tangan Yeonjun di lilit dengan tombak besi yang menempel pada tembok bangunan. Nafasnya tersengal-sengal dan kedua manik karamelnya menatap tajam. Ia mengerang garang dengan menujukkan kedua taringnya.
Manusia serigala itu terdiam, dan secara perlahan kembali ke wujud aslinya. Yeonjun tercekat. Maniknya membulat sempurna. Tubuhnya terekspos sempurna. Hanya ada celana panjang sedikit terkoyak yang menutupi bagian bawahnya.
"Kau-- akh!" Ucapan Yeonjun terpotong saat tangan besar itu mencekik pangkal lehernya.
"Ini ulahmu?" Tanyanya dingin.
"Tentu tidak!" Balas Yeonjun spontan.
Sosok itu menatapnya tajam, tapi sedetik kemudian kedua lensanya kembali menyala dan langsung menancapkan taringnya di ceruk leher Yeonjun. Pemuda itu berjengit kesakitan. Tubuhnya terasa panas terbakar.
Ia menyesap sedikit darah milik Yeonjun dan langsung mendapatkan pengelihatannya. Ucapan Yeonjun bukanlah suatu kebohongan. Ia berkata jujur. Selain itu, ia juga mendapatkan banyak informasi mengenai identitas Yeonjun dan historikal hidupnya. Setelah dirasa cukup, ia melepaskan gigitannya.
Yeonjun terlihat lemas, tapi masih berusaha untuk memberontak.
"Choi Yeonjun, pemimpin pasukan perang rupanya." Ujar sosok itu menyeringai.
"Apa yang-- ahh!" Yeonjun menggeliat tak nyaman saat bekas luka gigitannya dijilat dengan seduktif.
Ia dapat merasakan hawa panas yang berasal dari tubuh sosok tinggi itu. Tangan besarnya mengusap garis tulang belakang Yeonjun dengan ritme yang pelan berulang. Perlahan sentuhan itu mulai menjalar ke area pinggulnya. Yeonjun sangat sensitif di bagian itu. Dan tanpa sadar ia melepaskan suara malaikatnya.
Tentu saja itu berhasil memancing sosok tersebut, dan tiba-tiba saja ia mencium Yeonjun tepat bibir lalu melumatnya agak kasar. Secara bergantian ia menyesapi rasa manis dari bibir atas dan bawah milik si gulali. Pemuda itu terus memberontak sekuat tenaga, tapi itu tak bertahan lama karena kondisi staminanya yang sudah di ujung tanduk. Rasanya, ia ingin segera pulang dan menegak segelas penuh cairan pekat agar kekuatannya kembali lalu menghajar makhluk ini tanpa ampun.
Tapi, lama kelamaan ia pun jatuh terlena dalam buaian itu. Yeonjun hanya bisa pasrah dan membiarkan dirinya terseret masuk dalam alur penuh gairah. Kedua maniknya kini menutup sempurna.
"Hmm..."
Suara yang cukup berat dan dalam terdengar hangat menggelitik di telinga Yeonjun, dan itu sukses membuat wajahnya memerah bukan kepalang.
"Hhmmm ahhh..."
Ciumannya semakin lama semakin mendalam, daging tak bertulang milik keduanya akhirnya bertemu dan kemudian berduel di dalam rongga basah nan hangat itu.
"Hen-hentikan... i-ini tidak bena-- ahhh mmmmnn"
Ia tak diberi kesempatan barang sedikitpun untuk menyela. Sosok itu semakin gencar menyerang. Gigitan kecil darinya membuat Yeonjun berkali-kali meleguh lembut. Nafasnya semakin tak beraturan, detak jantungnya bergemuruh bak guntur.
"Hahhh hahhh hahhh..."
Setelah cukup lama bergulat, sosok itu memutuskan tautannya. Manik sabitnya menatap makhluk berambut merah muda itu intens. Wow, sungguh sebuah pemandangan yang langka. Terlalu indah.
Sosok itu melepas lilitan besi pada tangan si vampir dengan entengnya. Yeonjun yang sudah lemas hampir saja terjatuh, beruntung dengan sigap sosok itu menahan tubuhnya. Menggendong Yeonjun ala bridal dan membawanya ke sebuah rumah tak berpenghuni yang berada tak jauh dari posisinya sekarang. Merebahkan Yeonjun dengan hati-hati di atas ranjang dan berencana meninggalkannya di sana sesegera mungkin.
Sebelum benar-benar pergi, ia menyempatkan diri untuk berbisik lembut di telinga Yeonjun lalu melumat bibir itu lagi hingga suara malaikat yang indah kembali lolos dibuatnya.
"Choi Soobin, ingat selalu nama itu Yeonjunie..."
To be continue...
Gahhh...
Terima kasih banyak buat kalian yang udah mampir~
YOU ARE READING
You Are The Only Exception (SooJun/END)
FanfictionVampire dan Werewolf, dua jenis makhluk predator supranatural. Berawal dari kesalahan di masa lalu yang menyebabkan tumbuhnya kebencian. Namun apa jadinya, jika salah satu anggota dari setiap kubu kembali melakukan 'kesalahan' yang sama? Apakah ada...
Feels Wrong, But...
Start from the beginning
