Sebuah kastil yang telah tersentuh gaya modern terlihat sangat ramai. Ratusan serdadu bersenjata lengkap mengelilingi area tersebut. Mobil-mobil bernilai miliaran terparkir dengan sangat rapi, banyak orang -vampir- berpakaian fancy dan elegan berjalan masuk ke dalam bangunan itu.
Yeonjun dan keluarganya pun ada di sana, pemuda itu memasang wajah datar dan sesekali melirik dingin ke barisan itu. Di dalam kastil sudah banyak tamu undangan yang hadir, dan atensi mereka kini mengarah otomatis kepadanya. Seorang kandidat mutlak.
"Selamat datang Choi Donghyuk." Sambut salah satu pengawal utama kerajaan. Pria yang diketahui sebagai ayah dari Yeonjun ini dengan ramah membalas sambutannya.
"Terima kasih banyak tuan Park." Pengawal itu melirik Yeonjun seraya tersenyum kaku.
"YANG MULIA AGUNG TELAH TIBA!!" Teriak salah satu penjaga. Sontak saja itu membuat semuanya membenarkan posisinya.
Seorang pria paruh baya dengan pakaian kebesarannya, di kawal ketat oleh beberapa serdadu. Aura kelam seketika menyelimuti seluruh ruangan itu. Yeonjun merasakan adanya tekanan di dada kala pandangannya bertemu sekilas dengan pria itu.
"Yang mulia Choi, selamat datang..." sambut Park dengan sedikit menunduk, diikuti oleh yang lainnya. Kini pria itu sudah berdiri di sebuah altar berlatarkan tahta miliknya.
"Choi Yeonjun." Ucapnya.
Pemuda itu mendongak, ia diberi isyarat untuk mendekat. Lalu berlutut di hadapannya. Pria pucat itu mengambil sebilah pedang yang di bawa oleh salah satu ajudannya, lalu tanpa memberi isyarat ia menebas Yeonjun tepat di lengan kanannya. Semuanya terlihat terkejut, darahnya mengalir cukup banyak tapi beberapa saat kemudian berhenti dan mengering. Luka itu perlahan berubah menjadi sebuah simbol menyerupai kelopak bunga lili.
"Minum." Ujar pria itu sambil menunjuk gelas berisi cairan merah pekat.
Yeonjun menurut saja, ia menegak minuman tersebut hingga habis. Cairan itu berasal dari darah ke tujuh kepala bangsawan dari klan berbeda, yang artinya Yeonjun telah sangat dipercaya untuk memegang posisi ini. Sebagai seorang pemimpin pasukan perang batalion.
"Sekarang kau adalah titik penyangga kerajaan. Jalankan tugasmu dengan baik dan benar." Ujar pria itu.
Yeonjun mengangguk. Saat hendak berdiri, ia sempat memandang tepat pada manik pria itu sebentar lalu kembali mendekat ke orang tuanya. Tapi, ada yang aneh. Pria itu sempat tertegun sejenak. Ia mengerjapkan kedua matanya berulang kali dan langsung menggelengkan kepalanya.
"Ada apa yang mulia?" Tanya ajudannya.
"Tak apa. Shin Hyuk, kau ambil alih dari sini. Aku ingin bersantai." Balasnya. Pria bertubuh kekar itu, Lim Shin Hyuk mengangguk paham.
Acara itu dilanjutkan dengan kegiatan pesta pada umumnya. Ada yang berdansa dan ada pula yang berkumpul saling berbincang.
Yeonjun tengah asik menyesapi anggur merah di gelasnya. Sesekali ia mengusap luka bekas sabetan itu. Tak terasa sakit, tapi, ia merasa beban pada pundaknya semakin berat. Tanggung jawab. Ya, sekarang dia sudah resmi menjadi pemimpin serdadu. Ini bukan perkara mudah. Dengan terbentuknya pasukan, berarti ada kemungkinan sesuatu yang besar akan terjadi.
Saat Yeonjun tengah sibuk dengan pikirannya, tanpa ia sadari dirinya tengah diperhatikan intens oleh pria pucat itu. Ia memandang pemuda itu dengan sendu. Bibirnya bergetar.
"Kibum-ah, kau baik-baik saja? Aku perhatikan sedari tadi kau tampak lesu?" Tanya salah satu kepala bangsawan yang hadir.
"Tidak apa, Ji Seok-ah. Aku hanya... merindukannya." balasnya pelan.
"Beomie?" Kibum mengangguk.
"Itu sudah lama sekali Choi Kibum, dia sudah tenang di sana. Dia sendiri yang memilih jalan itu--"
YOU ARE READING
You Are The Only Exception (SooJun/END)
FanfictionVampire dan Werewolf, dua jenis makhluk predator supranatural. Berawal dari kesalahan di masa lalu yang menyebabkan tumbuhnya kebencian. Namun apa jadinya, jika salah satu anggota dari setiap kubu kembali melakukan 'kesalahan' yang sama? Apakah ada...
