Satu

4.1K 362 21
                                    

Suasana di pesawat antariksa anggota TAPOPS tenang - tenang saja seperti biasanya. Yah, saking tenangnya sampai membuat 2 insan koplak menjadi bosan.

"Hoammmm. Masih belum ada misi juga, Komandan?" tanya Boboiboy sambil menguap karena bosan. "Untuk saat ini belum."

"Aduh, kenapa sih daerah ini aman - aman saja?"

Tak!

Ying langsung menjitak kepala Gopal. "Maksudmu kau ingin galaksi ini dalam bahaya terus, begitu?" tanyanya emosi. "Yah, bukan begitu juga. Tapi, jadinya kita terlihat seperti pengangguran."

"Memangnya kau pernah kerja?" celetuk Fang yang bersandar di dinding. "Jangan berisik dan mainkan saja permainan kalian itu!" Kokoci akhirnya kembali bersuara.

Di sisi lain....

Seorang gadis melihat leluar jendela kereta. Sebentar lagi ia akan sampai di rumah kakek dan kakaknya. Ia memainkan ponselnya sambil menunggu kereta berhenti di stasiun yang ia tuju.

Tidak lama kemudian, ia pun sampai. Pulau Rintis. Akhirnya ia kembali ke sini setelah sekian lama.

Saat turun dari kereta, ia melihat kakeknya, Tok Aba, sudah menunggunya di sana.

"Akhirnya kau sampai juga, [Name]," sambut Tok Aba sambil memeluk cucunya itu. [Name] hanya tersenyum dan membalas pelukan kakeknya.

♡♡♡

"Hei, bangun kalian! Laksamana menghubungi kita!"

Boboiboy dan Gopal yang tertidur pun segera bangkit dengan muka kusut dan menghadap hologram.

"Sepertinya misi kalian sudah berjalan dengan baik. Karena itu, hadiah yang kalian tunggu - tunggu sudah tiba. Kalian boleh pulang ke bumi!"

Mendengar itu, mata Gopal langsung terbuka lebar. "Hore!! Tidak perlu bangun pagi lagi!" serunya. "Apa katamu? Kalian tetap harus menjaga Power Sphera yang ada di pesawat ini selama di bumi. Paham!?"

"Pa-paham, Laksamana!"

♡♡♡

"Cepat sekali kau merapikan kamarmu." [Name] hanya tersenyum. "Oh, iya. Ayo kita ke kedai. Kakakmu sebentar lagi pulang." [Name] mengangguk semangat.

Saat sampai di kedai, terlihat seorang pria dan dua orang wanita di sana. "Yo, Tok Aba!" sapa pria itu. "Oh, Kumar. Cepat sekali sampainya."

"Oh, tentu saja. Putraku akan pulang hari ini," jawab pria yang bernama Kumar itu. "Hei, bukan cuma anakmu saja. Anak - anak kami juga pulang hari ini," sahut seorang wanita berkerudung.

Tiba - tiba, langit menjadi gelap. Awan berkumpul di satu tempat membentuk pusaran. Dari sana terlihat sebuah pesawat besar hendak mendarat di halaman kedai. Angin yang berhembus sangat kuat.

Pintu pesawat itu terbuka, dan orang - orang yang ada di dalamnya pun berhamburan keluar.

"Kakek!!" seru seorang pemuda bertopi dino orange sambil berlari memeluk kakeknya, Tok Aba.

[Name] yang tidak mau mengganggu hanya berdiri di belakang Tok Aba. Setelah melepas pelukannya, Boboiboy mengintip ke belakang punggung kakeknya. "Eh? Kau...kau..."

Tanpa aba - aba lagi, dia langsung memeluk [Name] dengan sangat erat. Sudah bertahun - tahun mereka tidak bertemu, sejak Boboiboy memutuskan untuk tinggal di Pulau Rintis.

"Kapan kau datang? Kenapa tidak memberi kabar? Harusnya tunggu aku menjemputmu." [Name] bingung menjawab semua pertanyaan kakaknya itu. Sedangkan ia sendiri tidak bisa bicara.

"Eh? Siapa itu, Boboiboy?" tanya seorang gadis berkerudung, hmmmm siapa namanya? Oh, iya. Yaya.

"Benar juga, aku baru pertama kali melihatnya," tambah gadis berkacamata. Kalau tidak salah namanya.... Ying? "Oh, apa kau punya pacar sekarang?" timpal pemuda bertubuh, maaf, gempal. "Hah? Boboiboy punya pacar lebih dulu daripada aku? Mustahil!" Yah, kalian pasti tahu siapa yang bilang itu.

"Ish, apaan sih kalian. Dia ini adikku!" balas Boboiboy. "Hah!? Adik? Sejak kapan kau punya adik? Apa jangan - jangan dia alien juga seperti kakaknya si landak itu?" sahut Gopal yang langsung dijitak Fang. "Enak saja. Adikku bukan alien!"

"Wah, kalau begitu. Apa kau bisa memperkenalkan dirimu?" tanya Yaya lembut. [Name] terkejut. Ia memainkan jarinya dan menarik ujung baju Boboiboy.

Kakaknya itu mendekatkan wajahnya ke telinga [Name]. "Masih sakit, ya?" bisiknya. [Name] mengangguk. "Oke, biar aku saja."

"Ini adikku, namanya [Name]. Umurnya baru 10 tahun. Jadi jangan macam - macam padanya." Boboiboy mengakhiri perkenalan dengan senyuman. Bukan senyum manis tulus, tentunya.

"Kenapa kau yang bicara? Kami, kan ingin mendengar suaranya [Name]," protes Gopal. Boboiboy menoleh sekilas pada adiknya kemudian kembali menghadap teman - temannya. Ia pun menghela napas.

"Pita suara [Name] terganggu. Dia tidak bisa bicara dengan benar seperti orang normal."

♡♡♡

Manusia Biasa Menjadi Pelindung Galaxy [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat