Chapter 16: Of Chamomile Tea and Companies

Start from the beginning
                                    

Kata penutup dari dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi menjadi penutup kelas terakhir Sana hari ini. Seperti biasa, Sana memasukan kembali catatannya dan menggendongi tote bag-nya.

Setelah mengucapkan salam perpisahan dengan teman-temannya, Sana pun berjalan keluar dari gedung kampusnya. Sana menatap hp-nya dengan tersenyum, dia baru saja mengabarkan Sally bahwa dia sedang dalam perjalanan untuk menemuinya.

Sana tahu hari ini Sally memiliki jadwal latihan eksul pemanahan. Jadi dia berencanan untuk menemui gadis itu di tempat latihannya.

Kali ini, Sana mengabarkan Sally tidak melalui DM Instagram — tentu saja Sally tidak akan membalas pesannya lagi nanti — melainkan Sana menghubunginya melalui pesan WhatsApp. Sana berhasil untuk mendapatkan kontak Sally dengan alasan untuk lebih mudah dihubungin, khususnya untuk proses Sally.

Sesampainya di tujuannya, yakni tempat latihan eskul pemanahan, Sana bisa melihat cukup banyak orang di sana. Mereka semua sibuk dengan alat panah mereka, berlatih dan memanah ke target.

Mata Sana berkeliaran untuk mencari Sally. Saat dia menemukannya, Sana bisa melihat Sally sedang fokus menarik  busur panah, dan salah satu matanya mengedip untuk membidik bulatan merah di tengah target.

Wooosh. . .

Anak panah yang ditembak oleh Sally mengenai bulatan merah di tengah target. Tak hanya rekan-rekan pemanah Sally yang memberikan pujian, Sana dengan girang juga memberikan pujian kepada Sally.

"Keren banget Sally!" Sahut Sana dari jarak yang agak jauh.

Beberapa kepala pun berbalik dan melihat Sana, termasuk Sally. Dia tertegun melihat kehadiran Sana di sana. Sana mengira mungkin Sally belum mengecek hpnya untuk melihat pesannya.

Sayangnya, Sally tidak bisa menghampirinya segera. Sally harus melanjutkan latihannya lagi. Sana pun tidak keberatan untuk menunggu. Dia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang ada di ruangan itu, sambil melihat Sally latihan (dan juga menganggumi betapa Sally terlihat keren saat ini).

Jarang sekali Sana melihat Sally mengikat rambutnya seperti ini. Saat Sally mengikat rambut seperti ini, Sana bisa melihat dengan jelas telinga Sally yang unik, terlihat seperti Yoda dari Star Wars. Dan tampak tidak asing, seperti dia pernah melihat seseorang dengan telinga seperti itu.

Untuk membunuh rasa bosannya dalam menunggu Sally, Sana mengeluarkan hp-nya lagi dari tote bag. Dia mulai untuk melihat-lihat tl media sosialnya. Hingga pada suatu momen, matanya menaruh pandang kembali pada Sally. Sally terlihat sedang tertawa dengan asik ketika salah satu teman gadisnya berbicara kepadanya.

Sontak hal itu menarik perhatian Sana dari hpnya. Sana memperhatikan bagaimana gadis itu mendekatkan tubuhnya pada Sally, lalu membisikkan kata-kata yang jelas Sana tidak tahu mereka sedang bicara apa. Meskipun dia sudah mencoba untuk membaca gerak mulut gadis itu, dia tetap gagal memahaminya.

Sekali lagi, Sana bisa melihat Sally tertawa pada candaan yang diberikan oleh gadis itu. Kali ini Sally tertawa lebih keras, sampai-sampai kepalanya mengarah ke belakang, saking lucunya mendengar candaan yang diberikan oleh temannya.

Sana merasa aneh. Dia tidak pernah melihat Sally tertawa seperti ini, bahkan ketika mereka menghabiskan waktu bersama. Sana juga tidak suka dengan jarak yang sangat minim antara gadis itu dengan Sally.

Sana terlalu larut dalam pikirannya, sampai-sampai dia tidak sadar bahwa ada seseorang yang duduk di sampingnya.

"Ehm ehm"

Batuk kecil itu mengundang perhatian Sana. Ketika dia membalikkan kepalanya, dia bisa melihat Jungkook sedang berada di sampingnya. 

Sana memutar bola matanya, dia merasa malas dengan kehadiran laki-laki itu. Dia hampir lupa kalau Jungkook juga pasti ada di sana, karena dia juga bagian dari eskul pemanahan.

𝘗𝘢𝘱𝘦𝘳 𝘏𝘦𝘢𝘳𝘵𝘴 • 𝘚𝘢𝘵𝘻𝘶Where stories live. Discover now