Tiga belas

5 0 7
                                    

Elena bangun dari duduknya dan menuju ke kandang kuda, meninggalkan Dave dengan segala penasarannya. Penasaran itu tapi ia tepis karena tidak mau mengulik hal yang memang tidak ingin di bicarakan.

"Kamu mau nunggangin?"

Elena melihat Dave yang sudah berdiri sendirinya, "Aku nggak bisa."

"Biar aku tuntun."

Kemudian Dave membuka pintu kandang dan mengeluarkan salah satu kudanya.

"Yang pertama kamu harus berani. Kamu berani nggak?" Tanya Dave mencoba meyakinkan Elena sedangkan gadis itu masih melihati wajah kuda yang akan ia naiki.

"Elena?"

"Berani." Jawabnya yakin.

"Kalo gitu, kamu pijakkin kaki kiri kamu di sini. Habis itu kamu dorong badan kamu buat naik ke atas. Bisa?"

Elena mengangguk dan mulai melakukan sesuai dengan yang Dave katakan. Tidak terlalu susah juga tidak gampang, Elena hanya butuh yakin pada dirinya sendiri.

Dave juga melakukan hal yang sama, Elena terkejut, ia pikir Dave akan membiarkannya berada di atas kuda dan Dave menuntun kudanya supaya tidak salah arah.

"Terus kamu hentakkin kaki kamu sedikit, nanti kudanya bakal jalan sendiri. Tapi posisi kamu udah harus benar dan yakin."

Elena mengangguk, dan perlahan kudanya mulai bergerak. "Nah kalo mau belok, kamu tarik pelan, misal belok kiri, tali ini kamu tarik tapi jangan seperti narik tali tambang ya, lembut aja."

Elena mengangguk lagi, ia khawatir bila dirinya salah melakukan langkah-langkah seperti yang Dave katakan tadi, jika salah maka kuda akan merasa tidak nyaman dan bisa membahayakan dirinya.

"Kaki kamu juga, rada nekan begini tapi jangan kencang-kencang. Begitu juga kalo mau belok ke kanan dan jangan lupa tali yang ini jangan kamu biarin kendor ataupun ketarik terlalu erat."

"Kenapa emang?"

"Nanti dia bingung ke mana harus perginya."

"Oh, kayak aku?" Dave diam tidak menjawab kali ini.

Mereka masih sibuk memutari lapangan hijau itu dengan laju kuda yang lamban. Membosankan, kata Elena.

"Kamu mau yang nggak bosan?"

Elena mengangguk lalu tidak lama Dave membuat hentakkan kaki kuda melaju sedikit berlari, "Kamu siap nggak?"

"Siap apa?"

Dave menghentakkan tali kendali dan membuat si kuda semakin berlari dengan kencang.

"Dave!"

Elena mulai panik tapi mencoba untuk mereleks-kan tubuhnya agar si kuda tidak merasa ketakutan. Kudanya berlari tidak lagi berjalan seperti tadi, 2 putaran sudah Dave baru berhenti. Jantug Elena tidak karuan karena ini pertama kalinya ia menunggangi kuda.

"Masih bosan?"

Elena duduk di kursi sebelah pohon Ek, menetralkan napasnya yang ngos-ngosan.

"Nggak."

Dave mengikat tali kuda di batang pohok Ek dan ikut duduk di samping Elena.

Matahari mulai mengeluarkan cahaya jingganya sedangkan mereka lagi-lagi terdiam tanpa ada kata. Itu karena Elena, ia membuat Dave takut jika nantinya salah berucap. Karena ada kesedihan yang bisa menyinggungnya, pikir Dave

"Kamu sering ke sini?"

"Nggak sering, cuma kalo aku ngerasa lagi nggak baik-baik aja."

Elena mengangguk, Dave melihat wajah Elena yang kembali muram, sebenarnya ada apa? Pikir Dave. Tapi ia tidak berani untuk bertanya lebih jauh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TeduhWhere stories live. Discover now