Dian dan Seren

59 23 93
                                    

"Pergilah tapi ingat, jangan pernah kembali. Hati ini bukan layangan yang bisa kau tarik ulur."
Aninda Tiyas

*****

Lampu kelap kelip dengan penerangan yang redup, alunan musik yang mendayu-dayu menambah romantis suasana.

Semua anak SMA Trisakti diundang keluarga besar Seren, selaku pemilik yayasan SMA Trisakti. Pada acara malah ini Seren dan Dian akan melaksanakan pertunangan. Dari keluarga kedua belah bihak sudah akrap sejak jaman SMA dulu, mereka ditunagkan sebelum lulus agar mereka bisa saling mengenal satu sama lain.

Dari sekian kemewahan acara pada malam ini. Tiyas terlihat murung dan sedih, bagaiman tidak ia akan menyaksikan pria yang ia cintai menyematkan cincin pada gadis lain.

"Tiyas, are you okay?" tanya Cika.

"I'm fine, tenang aja lah Cik. Gue kesini buat mendoakan mereka," ucap Tiyas dengan senyum sumringah.

Cika hanya mengangguk seakan mengerti keadaan sodaranya ini.

"Cika ...," ucap Riyan menghampiri Cika dan Tiyas.

"Widih cantik banget Peri Hutan gue," ucap Riyan dengan seyum lebar.

"Gue nyamperin Tita dulu ya, Tita ...," Tiyas langsung berlari kearah Tita.

"Aku enggak yakin dia benar-benar baik-baik aja,"gumam Cika.

"Yuk, kita habisin makanan disini." Riyan menarik tangan Cika.

Dihadapan Riyan dan Cika terdapat segala makanan, dari lauk, sayuran, makanan penutup hinga jajana pasar dan berbagai minuman.

Riyan mengambil piring bersiap menaruh berbagai makanan, Cika mengikuti dibelakang Riyan.

"Yan, jangan banyak-banyak nanti yang lain enggak kebagian," bisik Cika ditelinga Riyan.

"Eh mereka tu gak mau, sayang kan kalo nanti diangurin makanan sebanyak ini." Riyan tetap megambil makanan dipiring sampai isi piring telihan menggunung.

"Acar belum mulai juga udah laper aja," grutu Cika.

"Coba tu lihat, buset dah gue udah lihat dia lima kali dari tadi," ucap Riyan menujuk cowok berjas merah maroon yang sedang mengambil makanan.

Mata Cika tertuju pada sosok yang ditunjuk Riyan.

"Tobi?" ucap Cika.

"Woy!" pekik Riyan, karna suara alunan musik lebih mendominasi.

Cowok itu mencari sumber suara, ya benar dia Tobi teman sekelas Cika dan Riyan.

"Eh tong udah berapa piring yang udah lo embat?" tanya Riyan tidak basa basi.

"Udah lima kali deh kayaknya, lagian sayang makanan segini banyaknya diangurin," ucap Tobi dengan mulut penuh dengan batagor.

"Cobain dong," ucap Riyan tanpa malu.

"Buset dah, lo berdua anak orang kaya. Tapi kalo lihat makanan udah kayak orang kelaperan, udah berapa abat gak makan bang?" tanya Cika dengan piring kosong ditangannya.

CIRAKAWhere stories live. Discover now