"Jungkook!! Mau kemana?!"

Lagi-lagi suara orang yang tidak ingin didengarnya itu kembali memekikkan telinga. Yeri datang dengan menenteng tas belanjaan yang Jungkook sendiri tak tahu itu apa.

Jungkook tak menjawab, ia tetap berjalan meninggalkan perempuan itu.

"JUNGKOOK!! Kau sakit, mau kemana?" Tanya Yeri memaksa.

Dengan sekali dorongan Jungkook membuat perempuan itu terjatuh, "Bukan urusanmu, jalang."

"YAKK JUNGKOOK!!!"

Percuma, bahkan Jungkook saja sudah menghilang dari pandangannya. Rasanya Yeri geram sekali padahal sudah membeli segala macam keperluan untuk acara tunangan mereka yang akan diadakan minggu depan.

Dan dia sebal sekarang, karena harus mencari Jungkook yang entah kemana itu. Tapi tak apa, dia akan merebut apa yang menjadi miliknya.

Tiba-tiba saja Taehyung, manusia sialan yang menganggu dirinya dengan Jungkook itu lewat di benaknya.

Yeri mengeluarkan seringainya dibalik surai panjang berwarna cokelat itu. Sedikit bermain tak apa bukan?

Sepertinya ia tak harus terlalu memikirkan masalah sepele ini. Ah, pasti rambutnya kotor akibat didorong Jungkook tadi, lebih baik ia menghibur diri ke salon.

Bukankah calon pengantin wanita harus tampil cantik di hari pernikahan nanti?

• • •

Disinilah Jungkook sekarang.

Tak apa, biarpun hujan lebat mengguyurnya di jalanan, ia bisa disini sekarang. Ada untungnya juga Jungkook sering berolahraga jadi bisa kuat jalan sampai ke tempat ini.

Tangannya terangkat dan mengetuk pintu itu, berharap pemiliknya akan segera membukakan untuknya. Atau mungkin tidak?

Lagi pula orang mana yang mau menerima kekasih bodoh dan brengsek sepertinya? Sepertinya tidak mungkin.

Cklek

"Sia-- Jungkook?!"

Tubuh Jungkook hampir saja ambruk ke belakang karena sosok itu memeluknya. Apakah ini mimpi? Bagaimana bisa dia memeluk dirinya dengan hangat begini? Tidak, ini salah. Seharusnya Taehyung membencinya, memukulnya, bahkan membunuhnya.

Dia tidak berhak diterima lagi oleh Taehyung, ia pantas mendapat pasangan yang lebih baik dari dirinya yang hanya sekedar player tukang memainkan perasaan orang.

Bolehkah Jungkook anggap ini keajaiban?

Bahkan ia masih ragu membalas pelukan sosok yang bahkan sudah menangis itu. Oh tidak, Jungkook tak suka ada air mata jenis apapun itu keluar dari mata indahnya.

"Kau datang... hiks,"

Jari dingin Jungkook menghapus liquid bening yang mengalir di pipi Taehyung. Lihatlah, bahkan sekarang piyama yang membalut tubuh kekasih mungilnya itu ikutan basah karena habis menempel di tubuhnya.

Andai waktu bisa Jungkook buat menjadi slowmotion seperti beberapa video yang suka dia edit sewaktu tugas kuliah, Jungkook ingin sekali memperlambat waktu saat ini agar bisa menatap iris mata itu lebih lama.

Tapi kenapa ya, hidup itu seperti ini? Baru juga menemukan cinta sejati, eh sudah dibuat sengsara saja.

Memang sih mengeluh itu wajar, tapi wajarkah kalau Jungkook menyerah saat sudah di posisi ini?

Refuser d'y Aller [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang