43. Yeri

453 40 8
                                    

"Kalau nanti sakit jangan terlalu fokus dengan rasa sakitmu, Oke?"

Taehyung berdecak kesal.

"Aku tahu, Jimin pabbo. Toh aku juga sudah pernah." Taehyung cemberut.

Walaupun sebenarnya alasan Taehyung untuk kemo hari ini adalah karena Jungkook. Karena lelaki itu sedang sakit.

Itulah permasalahannya.

Taehyung sama sekali tak bisa menjenguk, sudah berkali-kali mencoba dan pasti akan diusir. Lama-lama ia kesal juga, memikirkan cara bagaimana bisa bertemu Jungkook.

Dan pada akhirnya inilah yang terjadi. Taehyung berpendapat jika ia melakukan kemo dan tertidur akan bertemu Jungkook di mimpinya yang sedang tertidur juga.

Taehyung memang bodoh, sangat-sangat bodoh. Bodoh akan cinta.

Habisnya Jungkook kan sedang berjuang dengan penyakitnya, mengapa Taehyung pun tidak bisa? Lagi pula mau berhasil atau tidak Taehyung tak punya harapan lagi.

Ditengah pikiran Taehyung, ia melihat Yoongi lalu langsung berlari ke arah pria itu dengan senyum yang mengembang. Menggemaskan.

"Kau siap?" Tanya Yoongi.

Tentu saja! Taehyung pun mengangguk membenarkan. Akhirnya kegiatan kemoterapi pun dimulai, Jimin menunggu diluar seperti sebelum-sebelumnya.

Yang pada akhirnya saat pintu terbuka menghadirkan sosok dokter pucat itu, setelah menelan waktu sekitar dua jam.

"Apakah sudah selesai?"

Yoongi yang baru saja keluar dari ruang kemoterapi mendapati Jimin yang begitu gelisah. Ia menghela nafas lalu duduk sebentar,

"Sudah. Tapi tubuhnya tak merespon dengan baik,"

Ia menjeda kalimatnya karena menguap, memang sudah larut malam sekali semenjak beberapa jam yang lalu Yoongi mengurusi pasiennya yang atraktif itu.

"Jadi menurutku, kemo kali ini hanya bekerja 50% efektif. Tapi bukan berarti gagal." Lanjutnya.

Jimin mengerti, walaupun rasanya takut sekali. Yoongi yang melihat itu tanpa sadar mengelus surai Jimin, mencoba menenangkan.

"Jangan sedih, temanmu itu kuat." Katanya.

Sadar dengan kelakuan tangannya sendiri, ia menarik tangannya menjauh dari kepala Jimin kemudian membetulkan letak kacamatanya.

Tentu saja Jimin kaget diperlakukan begitu, tapi melihat Dokter Yoongi yang biasa saja -atau mungkin lebih tepatnya menutupi-, ia hanya menganggap itu angin lalu. Juga ini bukan pertemuan pertama mereka, Jimin sudah sering bertemu dengan Yoongi. Dan lagi Yoongi itu terlihat dingin luar dalam, tak tersentuh, menyeramkan. Lalu apakah mungkin dia--

Apa yang kau pikirkan Park bodoh.

Tak betah berlama-lama canggung seperti itu, Yoongi mengajak Jimin ke ruangan Taehyung yang sedang beristirahat sesudah sesi kemoterapi dilakukan. Dia tampak pucat dan makin kurus tiap harinya, tentu Jimin sadar akan hal itu.

Jimin sedikit membungkuk lalu mengecup kening Taehyung sayang, "Apa tadi sakit? Kuharap tidak."

Yoongi tersenyum melihat Jimin yang begitu manis terhadap sahabatnya, seandainya yang diperlakukan begitu bukan hanya Taehyung, tetapi juga dirinya--

Brengsek! Mikir apa aku.

Tampaknya Yoongi ada salah makan tadi siang, atau mungkin dirinya hanya lelah dan kurang tidur? Sepertinya itu alasan yang logis. Karena akan benar-benar konyol kalau dirinya tertarik pada seorang namja yang jauh umur dibawahnya.

Refuser d'y Aller [KV]Where stories live. Discover now