38. Caught

352 48 10
                                    

Taehyung terbangun dari tidurnya ketika merasa dahinya ditempel sesuatu yang begitu hangat. Ia mengerjapkan matanya perlahan, membiarkan pupil matanya menyesuaikan masuknya cahaya. Kemudian menangkap sosok Jungkook yang sedang dengan telaten mengompres dirinya.

"Jung? Nghh..." Ia memegangi kepalanya yang terasa begitu berat, mencoba ingin duduk.

Tapi Jungkook menahannya, "Tidur saja. Kau di apartemenku sekarang."

Taehyung menurut saja lalu kembali berbaring menikmati sensasi hangat di dahinya. Ia juga sadar bajunya sudah diganti menjadi piama oversize yang melekat pada tubuhnya.

Tapi tunggu. Apartemen?

Mungkin saja Jungkook ingin cepat-cepat membawaku. Makanya dia singgah di apartemennya.

Ia menatap Jungkook yang sedang berjalan ke arah dapur mengambil cangkir untuk membuatkan minuman untuk dirinya. Dari awal dia menjadi kekasih Jungkook, ia tak banyak tahu tentangnya. Ingin bertanya soal kehidupan pribadi Jungkook, namun enggan mengatakan. Taehyung tak ingin kalau Jungkook menganggap dirinya adalah pacar yang posesif, atau suka ikut campur urusan orang lain. Jadi ia diam saja, itu lebih baik.

Kalau dipikir-pikir kejadian tadi dimana ia berdebat dengan Jungkook adalah pertama kalinya, setelah sekitar seminggu mereka berpacaran. Apakah orang-orang lain seperti dirinya? Baru seminggu sudah bertengkar?

Taehyung memperhatikan Jungkook yang membawakan teh hangat untuk dirinya, serta beberapa obat yang kemungkinan untuk menuruni panas di tubuhnya. Sebetulnya ini karena Taehyung lupa meminum obat, makanya ia pingsan. Lagi pula mana berani ia mengaku kepada Jungkook kalau Taehyung lupa minum obat? Pasti Jungkook akan curiga dan bertanya lebih jauh kepadanya.

"Kau membawaku kesini dalam keadaan hujan-hujanan?" Tanya Taehyung sedikit hati-hati.

Tak menerima jawaban dari Jungkook, ia mendekati Jungkook yang membelakangi dirinya.

"Jungkookie?"

Dia melihat Jungkook dalam raut wajahnya yang begitu kusut, kemudian mengecek dahi Jungkook kalau-kalau dia sakit. Dan ternyata benar, badannya panas. Sepertinya Jungkook juga sakit.

"Astaga! Kau sakit!" Hebohnya.

Taehyung menarik tangan Jungkook untuk segera berbaring, biarkan saja dirinya yang gantian merawat Jungkook.

Tapi Jungkook menahan tangan Taehyung. "Aku tak sakit."

Ia tertawa pelan kemudian mendekatkan tubuhnya pada Taehyung, yang membuat Taehyung mundur dan mundur. Membentur dinding dan menatap Jungkook dengan tatapan heran.

"Tae..."Bisiknya.

Ia menjilati telinga Taehyung dengan sensual kemudian berpindah pada lehernya, membuat Taehyung mati-matian menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya.

"Jungh... Hmmhh, a-apa yang kau lakukan?" Tanyanya sedikit menahan suara laknat itu.

Agak terkejut karena mendengar suara pecahan beling yang ternyata tangan Jungkook menyenggol cangkir yang ada di nakas.

Lagi-lagi kekehan yang terdengar mengejek namun sorot mata yang kosong yang Taehyung dapatkan, dia melihat Jungkook yang menatap dirinya dengan tatapan mata sayu.

"Kau membuatku gila. Kim Taehyung."

Jungkook mencium bibir Taehyung menyalurkan rasa panas yang ada di dirinya. Sedikit melumat lalu mengucapkan sepatah kalimat di sela-sela ciuman itu.

"Aku mencintaimu." Kemudian hampir terjatuh kalau saja tak Taehyung tahan.

"JUNGKOOK!"

Kalau saja ia tak sigap menahan badan Jungkook, kemungkinan kepala Jungkook sudah akan terkena pecahan beling yang ada di lantai. Taehyung membopong Jungkook agar bisa membaringkannya di ranjang yang semula ia tempati.

Refuser d'y Aller [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang