07 - Rosa Chinensis

Start from the beginning
                                    

"Eh, siapa namamu?"

"Ingin menjadi adikku tidak."

"Sangat mungil, kau punya waktu luang?"

"Ingin berjalan-jalan denganku?"

"Ah, katakan siapa namamu?"

"Dia diam saja."

"Apa kau takut?"

"Ei, katakan nama aslimu saja kalau begitu..."

"Ayolah, katakan sesuatu."

Misha mulai kesal dengan para siswa itu. Ia pun menghela nafas dan berbalik kearah Elen. Dan tanpa disadari oleh Elen, tiba-tiba saja, Misha sudah dalam rangkulannya. Tidak mungkin ada kata lain untuk gadis mungil sepertinya, selain kata merangkul.

Elen hanya menatap Misha datar, lalu ia menatap para siswa tersebut. Yang tadi hanya dengan ekspresi datar, kini seketika berubah menjadi tatapan yang sangat mengintimidasi ke arah siswa tersebut.

Melihat tatapan Elen dan seragam yang digunakan Elen. Para siswa itu langsung ciut dan berlalu dari sana.

"Mereka sudah pergi." ucap Elen

"Terima kasih. Menjadi cantik memang melelahkan." ucap Misha dengan santainya yang membuat Elen seketika tersenyum.

Melihat itu, Misha cukup terkejut. Pasalnya, sejak ia bertemu dengan Elen, ia hanya bisa melihat ekpresi datar dan dingin dari Elen.

"Bisnya sudah tiba, ayo naik..." ucap Elen yang langsung diikuti oleh Misha.

Saat berada dalam bis, Misha sesekali menatap Elen, ia masih penasaran mengapa Elen jarang tersenyum seperti tadi.

"Kenapa terus menatapku seperti itu? Kau bisa jatuh hati padaku nanti." ucap Elen.

"Apa kau ada masalah?" ucap Misha secara tiba-tiba.

"Tidak."

"Bohong, senyum yang kau perlihatkan tadi, kurasa cukup tulus. Jangan menganggap karena aku masih kecil, aku tidak akan bisa membedakan senyum tulus dari seseorang, dan yang tidak."

"Oh" balas Elen singkat, membuat Misha mendengus kesal.

"Apa telah terjadi sesuatu dimasa lalu?"

"Tidak."

"Begitu, baiklah. Aku tidak akan memaksamu menceritakannya, karena aku masih anak kecil. Dan ..."

"Aku tidak pernah menganggapmu anak kecil, dan tidak pernah meremehkanmu."

"Aku tau. Tepatnya aku bisa menebak sedikit tentangmu, karena kau memakai seragam Red Uniform." ucap Misha.

"Apa yang kau tau tentang Uniform ini?"

"Uniform khusus untuk narapidana. Walau begitu, tidak semua dari mereka seorang narapidana, sistem yang akan menentukannya." ucap Misha yang seketika membuat Elen melirik kearahnya sembari tersenyum sinis.

"Berapa usiamu?" tanya Elen

"8 tahun, kenapa? Apa aku terlihat lebih dewasa?"

"Tidak, kau seperti anak-anak seusiamu. Berapa banyak misi yang sudah kau selesaikan?" ucapan Elen seketika membuat Misha menatapnya tajam. Melihat itu, Elen tersenyum dan menatap Misha.

"Apa kau menghindariku karena kau takut denganku?" ucap Elen dan membuat ekspresi Misha kembali berubah.

"Tidak, aku menghindarimu karena takut kau akan jatuh hati padaku." ucap Misha dengan nada yang lebih pelan dan seketika membuat Elen tertawa terbahak-bahak. Untungnya hanya beberapa orang di dalam bis.

Bad & Crazy School (End)Where stories live. Discover now