29. Two Voices one Heart

Start from the beginning
                                    

Lalu kenapa, dia bilang?

Hyunsuk menjilat bibirnya, mengamati Heejin beberapa saat. Sampai-sampai gadis itu harus menunduk karena tak sanggup membalas tatapannya.

Sambil membuang napas, Hyunsuk terus melangkah satu jengkal lebih mendekat, menarik tangan Heejin memaksa agar gadis itu menatapnya.

"Kita memang tak ada hubungan, tapi kau milikku." Intonasi suara Hyunsuk yang kelewat rendah terdengar dingin dan mendesak.

Heejin merasakan tenggorokannya seperti tercekat. Matanya melebar. Perkataan itu tak seharusnya ia dengar. Terlebih, posisi Hyunsuk membuat jantung Heejin dalam kondisi tak baik-baik saja.

Heejin tak mengerti, lebih tepatnya terlalu sulit untuk dipahami. Karena ia sendiri memperoleh fakta bahwa Hyunsuk punya wanita lain, kenapa dirinya tidak boleh.

"Berhenti membual! Urusi saja pacarmu, kenapa malah mempermainkanku?" detik itu juga Heejin mencampakkan genggaman Hyunsuk.

Gadis itu hendak pergi tapi Hyunsuk lebih dulu membuat tatapan mereka kembali bertemu. "Pacarku?" sebelah alis Hyunsuk terangkat.

"Maksudmu, Sungjin?" Imbuhnya memastikan.

Heejin tak menjawab apa pun, mulutnya yang bungkam sedang menggertak giginya kuat-kuat.

"Kau pikir siapa lagi?! Sekarang berhenti menggangguku dan urus saja PACAR MANJAMU!"

Hyunsuk menengadah sesaat, lebih-lebih tawanya lepas sendiri karena tak menduga hal konyol seperti itu keluar dari bibir manis yang pernah ia cicipi itu.

"Jangan tertawa, bodoh!" Alis Heejin menukik tajam.

Tawa Hyunsuk terjeda. Dia memberikan Heejin tatapan menggoda. Bahkan senyum-senyum sendiri sambil meneliti wajah Heejin.

"Heejinie ... Mau jadi pacarku agar tidak terus salah paham?"

🍃🍃🍃

Terlalu sulit jika di pikirkan sampai logika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terlalu sulit jika di pikirkan sampai logika. Bagaimana Heejin pada akhirnya memutuskan kabur saja dari pada berhadapan dengan pria bernama Choi Hyunsuk.

Tapi entah kenapa ucapan terakhir Hyunsuk membuat jantung Heejin berkunang-kunang, seperti ada sesuatu yang memaksanya melayang menuju langit lepas, bahkan tak apa jika harus terbang hingga ke luar angkasa sekalian.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" tegur Hyemi menatap Heejin yang duduk di sofa. Dia risih. Tentu saja. Bagaimana jika putri satu-satunya mendadak gila tanpa alasan.

"Memangnya tidak boleh tersenyum?" Heejin mendengus, bibirnya mengerucut.

Ibunya hanya membalas gelengan kecil. "Dari pada menganggur, isilah kegiatan dengan hal-hal yang bermanfaat. Memasak misalnya!"

****

Heejin's pov

Untuk ke sekian kalinya aku menghela napas. Ibu kembali menyuruhku membuat makanan di rumah Hyunsuk.

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now