30. Cuci otak

2.4K 193 148
                                    

Note: jangan lupa vote dan komen ya ❤

*****

AUTHOR POV

Jumat siang, beberapa menit setelah bel berbunyi yang menandakan bahwa hari itu PTS semester ganjil di Pelita Bhakti telah usai. Hampir semua anak-anak Pelita sudah mulai bergegas pulang, dengan semangat tinggi berjalan keluar lingkungan sekolah meninggalkan beban PTS yang sudah mereka lalui selama seminggu ini.

Tapi ada satu siswa yang masih berdiri di depan kelas tempat ia melaksanakan ujian. Karina, yang sedari tadi belum beranjak ke mana-mana. Dengan ponsel di tangan, ia masih sibuk berbalas pesan dengan seseorang.

Sesuai dengan intruksi Angkasa, gadis itu berjalan ke salah satu tempat yang jarang dikunjungi anak-anak Pelita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai dengan intruksi Angkasa, gadis itu berjalan ke salah satu tempat yang jarang dikunjungi anak-anak Pelita. Berada di paling ujung lorong, pintu yang Karina tuju untuk menunggu Angkasa di sana.

Karina berdiri di samping pintu menuju tangga rooftop dan menyenderkan punggungnya di tembok. Menunggu di sana dengan tidak bersemangat. PTS hari ini membuat Karina kecewa. Bukan pada soal-soal yang ia dapatkan. Tapi kecewa dengan dirinya sendiri. Akibat itulah ia menjadi sedikit sensitif. Moodnya jelek. Tidak ingin langsung pulang ke rumah tapi juga tidak tahu ingin melakukan apa.

"Bisa minta tolong bukain pintu?"

Terlalu sibuk melamun sampai Karina tidak sadar Angkasa sudah ada di depannya. Berdiri dengan kantong plastik berisi dua teh kotak yang tergantung di pergelangan tangan serta mie sedaap cup goreng sesuai pesanan Karina yang dipegang oleh lelaki itu di masing-masing tangan kanan dan kiri.

Tanpa bicara Karina membukakan pintu tersebut dan menunggu Angkasa untuk masuk duluan baru menutupnya kembali. Melihat Angkasa yang diam saja, gadis itu berjalan menaiki tangga diikuti Angkasa yang berjalan di belakangnya.

"Kenapa?"

Sepanjang menaiki tangga, tidak ada yang mulai berbicara. Angkasa berinisiatif untuk bertanya karena sejak tadi melihat wajah Karina, Angkasa cukup peka untuk tahu gadis itu tidak baik-baik saja.

"Lama ya nunggunya?"

"Ada masalah?"

Karina tidak juga menghentikan langkahnya maupun menjawab pertanyaan Angkasa. Hingga keduanya sudah sampai di lantai paling atas, kini Angkasa tidak lagi menatap punggung Karina namun bisa menatap dengan jelas wajah gadis di depannya yang terlihat murung.

"Atau kita pulang aja?"

Karina menghembuskan napasnya, lalu mengambil kedua cup yang ada di tangan Angkasa.

"Capek naiknya, males turun," ucap Karina sambil menunjuk keset yang ada di bawah mereka dengan dagunya. Meminta Angkasa yang mengambil kunci dan membuka pintu rooftop.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karina: Into you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang