29. Belajar bareng

881 146 46
                                    

Note: update 2 chapter, jangan lupa vote dan komen ❤

*****

AUTHOR POV

Angkasa berjalan menyusuri lorong sekolah. Keluar dari kantin menuju perpustakaan. Masuk ke dalam ruang besar tersebut, Angkasa terus melangkah ke arah bagian yang terpisah kaca besar di mana di dalamnya berjejer meja-meja beserta kursi yang mengelilingi. Ruangan tersebut kedap suara, karena diperuntukkan untuk tempat anak-anak Pelita belajar dan bebas berdiskusi sehingga tidak akan mengganggu orang-orang yang membaca di bagian lain.

"Randu mana?" tanya Angkasa sambil mendudukkan dirinya di kursi.

Duduk di sebelah kiri Jere yang sudah nyaman singgah di salah satu kursi di meja pojok ruangan.

Ada beberapa siswa yang duduk di meja lain, tapi tidak banyak. Hanya dua meja yang terisi dari aepuluh meja yang tersedia di sana. Jaraknya juga cukup jauh dari meja yang di dudukinya. Setidaknya Angkasa rasa jika Karina akan nyaman.

"Tadi mau ambil buku ke temennya, Jeno beneran nggak ikut?"

"Dia kan private di rumah," jawab Angkasa.

Seperti biasanya, di hari biasa pun Jeno akan disibukkan dengan bimbel. Apalagi saat-saat ujian seperti ini, papanya pasti memfokuskan Jeno untuk belajar private di rumah.

"Trus Haikal mana?"

"Katanya ada urusan."

Angkasa menjawab pertanyaan Jere seadanya. Memang itu yang diucapkan Haikal sebelum pergi meninggalkan Angkasa di kantin saat makan siang sepulang sekolah. Meskipun sebenarnya Angkasa tahu urusan apa yang sedang dihadapi temannya itu.

Membuka ponsel untuk segera bertanya pada sumber urusan Haikal.

Membuka ponsel untuk segera bertanya pada sumber urusan Haikal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angkasa menghembuskan napasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angkasa menghembuskan napasnya. Jangankan membaca pesan yang ia kirim, Karina bahkan tidak lagi membuka pesannya. Gadis itu sepertinya marah.

Melihat tidak ada tanda-tanda pesannya akan dibalas, ia kembali memasukkan ponselnya ke saku. Menyenderkan punggungnya di kursi, berusaha meyakinkan diri jika Karina tetap akan datang ke perpustakaan bersama Haikal.

Karina: Into you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang