25. Flashback

765 134 54
                                    

Note: kangen ga? Aku update 3 chapter loh, harus vote dan komen ya ❤

*****

AUTHOR POV

FLASHBACK ON

Suasana di ruang Keberangkatan atau biasa disebut Boarding room di Bandar Udara International Ngurah Rai Bali terpantau ramai. Berada di salah satu sudut ruang tersebut, Sabtu pukul 11.00 WITA Angkasa bersama Febi dan Nina duduk berdampingan di salah satu kursi panjang untuk menunggu pengumuman waktu keberangkatan dari maskapai pesawat yang akan mereka tumpangi dari Bali ke Jakarta.

Berbeda dengan Febi dan Nina yang dari awal keluar hotel hingga di bandara saling menempel dan ngobrol, Angkasa justru terlihat menjauh dan menyendiri. Selalu sibuk dengan ponsel di tangan hingga kedua perempuan di sebelahnya sungkan untuk mengajak bicara.

Lelaki itu terlihat punya kesibukan lain yang sangat menyita waktunya. Febi dan Nina juga sadar, jika mulai dari sepulang final debate kamis sore, Angkasa selalu sibuk dengan ponselnya. Bahkan saat mereka diberi waktu satu hari untuk bebas jalan-jalan di sekitar Kuta pada hari jumat, Angkasa lebih memilih berdiam diri di kamar dengan alasan ingin beristirahat.

"Angkasa tuh kenapa si, cuek banget deh dari kemarin," bisik Febi kepada Nina.

Febi harus mencondongkan wajahnya ke arah Nina karena dia duduk di tengah, di antara Angkasa dan Nina. Mengantisipasi agar Angkasa tidak bisa mendengar ucapannya.

"Gara-gara lo," balas Nina dnegan nada masih berbisik.

Febi menampilkan ekspresi tidak suka. Keluhannya justru dibalas gumaman Nina yang terlihat geram.

"Kok gue? Emang salah gue apa?"

"Story ig lo waktu kita menang, ngapain lo pake nulis caption gitu! No one better than u, no one better than u alah."

Ekspresi Nina yang menirukan caption story instagramnya membuat Febi mengerut semakin tidak suka. Cara bibir Nina berbicara terlihat mengejeknya.

"Ya kan gue emang lagi muji dia."

"Iya, trus Angkasa jadi ilfeel sama lo."

"Masa si?"

Mendengar penuturan Nina, gadis bernama Febi tersebut mulai panik. Febi memang mengagumi Angkasa, dan kamis sore kemarin ia sangat senang saat sudah diumumkan tim debat mereka mendapat juara runner up serta Angkasa yang menjadi best speaker dari peserta yang mengikuti lomba. Tingkah spontannya membuat dia dengan senang hati menguplode vidio yang ia rekam diam-diam ketika Angkasa tertidur. Karena menurut Febi vidio tersebut lucu, serta sebagai apresiasi atas kerja keras Angkasa yang telah menjadi leader tim mereka.

Meskipun tak menghilangkan fakta lain. Jujur saja, berinteraksi dengan Angkasa selama beberapa minggu menuju lomba membuat Febi merasa tertarik dengan lelaki itu. Dirinya tidak diperlakukan secara spesial, namun semua sikap Angkasa dan semua yang ada pada diri lelaki itu membuatnya memiliki rasa kagum. Jelas saja ia sedikit khawatir jika karena tingkah cerobohnya akan membuat Angkasa ilfeel.

Febi menengok ke arah Angkasa yang masih bermain ponsel. Mengira-ngira kebenaran perkataan Nina mengenai anak itu. Apa benar Angkasa marah karena story kemarin, tapi lelaki itu tidak bilang apa-apa.

"Sa ..."

Seseorang yang dipanggil masih saja diam dengan tangan yang lincah bermain ponsel.

"Angkasa."

"Iya?"

Panggilan yang kedua baru bisa mendapatkan perhatian Angkasa. Lelaki itu tetap tidak melepaskan ponsel dari tangannya, tapi setidaknya kini Angkasa benar-benar melihat ke arah Febi. Setelah dari tadi mereka tampak seperti orang yang tidak saling kenal, di saat keduanya duduk sebelahan.

Karina: Into you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang