10. Soto Ceker

997 210 211
                                    

Note: votes and comments are highly appreciated ❤

*****

FLASHBACK

AUTHOR POV

Mama Karina membuka pintu depan rumah saat berkali-kali mendengar suara bel gerbang berbunyi. Menemukan seseorang laki-laki yang tidak jelas mukanya berdiri di depan gerbang dengan motor yang terparkir di belakangnya.

Berjalan menuju gerbang untuk membuka kuncinya hingga kini dapat ia lihat dengan jelas wajah lelaki itu. Tampak seperantaran dengan putrinya. Tersenyum lebar menatapnya saat ia berhasil membuka gerbang yang lumayan tinggi itu.

"Cari siapa?"

Melipat tangan di bawah dada, menilai anak remaja itu dari bawah sampai atas. Sepatu converse hitam bertali, celana belel dengan robekan di masing-masing lutut. Aw. Kaos hitam yang tertutupi hoodie hijau army. Serta rambut hitam sedikit kecoklatan yang berantakan membuatnya terlihat menggemaskan.

"Perkenalkan Tante. Nama saya Angkasa, 16 tahun. Teman satu sekolah Karina di Pelita Bhakti."

Menawarkan jabat tangan kepada Mama Karina yang dibalas sedikit ragu oleh si empunya.

"Teman Karina?" tanya Mama Karina memastikan.

"Teman satu sekolah."

Berucap dengan senyum yang masih terpasang. Yap, Angkasa memang hanya bisa melabeli dirinya sebagai teman satu sekolah Karina, tidak yakin untuk mengatakan jika mereka memang berteman.

"Ada apa?"

"Saya ingin bertanya apakah Karina sudah makan malam?"

Pertanyaan Angkasa yang membuat Mama Karina mengernyitkan kening, berpikir mungkin ia yang salah dengar. Tapi tetap menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Syukurlah, karena saya ingin mengajak Karina makan di daerah Sabang. Sudah ada motor yang bensinnya full. Saya juga siapin helm buat Karina dan dua jas hujan untuk jaga-jaga."

Melongo mendengarkan penjelasan Angkasa yang tanpa jeda. Tunggu. Anak ini ingin mengajak Karina makan? Maksudnya keluar menggunakan motor berdua? Apa tadi ia menyiapkan jas hujan juga? Waw.

"Kamu terlalu percaya diri, anak saya belum tentu mau," ujar Mama Karina dengan tatapan mengejek.

Senyum Angkasa tidak juga luntur, masih dengan berani menatap Mama Karina tanpa gentar.

"Pertama, saya mau minta ijin ke Tante. Kalau dibolehin, baru saya nanya Karina."

"Kalau saya nggak bolehin atau Karina nggak mau?"

"Nggak apa-apa Tante, nanti saya makan sendiri di sana trus saya bungkusin buat Karina."

Jawaban Angkasa yang langsung membuat Mama Karina terkekeh, ia salut dengan kegigihan anak lelaki ini.

"Kenapa kamu niat banget ngasih anak saya makan? Saya juga masak di rumah."

"Saya kepikiran makanan yang selalu bikin saya senang, siapa tau kalo Karina makan juga ikutan senang. Biasanya mood saya kembali bagus kalau jalan-jalan di Sabang, banyak jajanan juga tante."

"Menurut kamu mood Karina sedang tidak bagus?"

Bertanya dengan ekspresi serius dan menyipitkan mata. Memandang penuh selidik kepada anak lelaki di hadapannya.

Karina: Into you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang