Winter/14

1K 155 1
                                    


Ku pandang senyum Minjeong, Giselle, dan Neneknya beserta kedua temannya yang tengah bercanda bersama.

Aku memang menawarkan diri untuk membakar jagung, awalnya Minjeong menolak. Ia berkata, ia bisa melakukannya dan menyuruhku bergabung dengan yang lain tapi aku dengan cepat mencegahnya.

Setelah berdebat lama akhirnya, Minjeong mengalah karena Giselle yang menariknya.

"Hai." Aku mendongak dan memberikannya sebuah senyum ketika melihat teman Minjeong datang.

"Hai."

"Karina?" Ia menunjukku dan aku mengangguk.

"Ah, pantas saja Minjeong suka. Kau cantik." Pujinya membuatku menunduk malu.

"Namaku Ningning." Ujarnya dan aku menoleh lagi.

"Dari Tiongkok."

"Senang bertemu denganmu, Karina."

"Aku juga, Ningning." Ucapku tersenyum lalu dia menawarkan diri untuk membantuku.

Aku belum sempat menjawab tapi dia sudah mengambil kipas di tanganku.

Aku menggeleng pelan dan akhirnya menggeser posisi berdiriku agar Ningning lebih leluasan untuk membantuku.

"Kau kekasihnya Winter?" Tanyanya padaku tampak membuka topik setelah di Landa keheningan.

"Iya." Jawabku.

"Aku turut berduka cita atas kepergiannya." Ucapnya padaku dengan wajah sendunya.

"Terima kasih, Ningning."

"Minjeong-ie. . Begitu kuat ya?"

"Hn?" Aku menoleh bingung pada Ningning tapi gadis itu tengah melihat ke arah Minjeong yang sedang bercanda dengan neneknya.

"Saat memasuki sekolah menengah akhir, Dia pindah kemari untuk menjaga neneknya yang sakit. Orang tuanya berniat membawa Nenek pergi dari Busan tapi nenek tak mau karena banyak kenangan disini bersama mendingan kakek."

"Akhirnya Minjeong menawarkan diri untuk tinggal, awalnya Winter menolak. ." Ningning beralih menatapku, "Dia tak mau Minjeong tinggal tapi Minjeong dapat membuat Winter percaya jika dia baik baik saja."

Ningning terlihat menghela nafas berat setelah bercerita dan menunduk, "Dia sangat kacau mengetahui Winter sakit. Gadis itu bahkan langsung melupakan Neneknya yang tinggal sendiri di rumah." Ungkap dari Ningning.

"Dan untungnya kak Giselle meneleponku dan aku secara bergantian dengan Ryujin menjaga nenek. Meminta Minjeong tak perlu khawatir dengan nenek dan tetap menjaga Winter."

Aku hampir meneteskan air mataku, ikatan saudara mereka sangat kuat. Aku kini tau, Bagaimana rasa sakitku kehilangan Winter ternyata tak seberapa dengan Minjeong.

"Minjeong... Sangat menyayangi Winter, maka dari itu ia menurut pada permintaan Winter untuk menjadi kekasihmu."

Aku membasahi bibir bawahku dan tersenyum pada Ningning saat gadis itu menatapku.

"Karina, kau tak kecewa kan?"

"Kecewa." Jawabku dengan jujur.

Ningning tersenyum mengerti lalu kembali menyibukkan diri.

"Aku kecewa karena tak dapat melihat Winter di saat saat terakhirnya dan aku kecewa. . tak mengetahui apapun tentang Minjeong dari awal."

"Kalau begitu kau bisa mengetahui tentangnya dari sekarang." Ucap Ningning padaku tampak gembira.

"Aku perlu waktu."

"Tak ada yang terlambat, Karina." Kami berdua mendongak ketika Giselle datang. Sepertinya gadis ini sudah mendengar kami bercerita dari tadi.

"Itu tergantung dirimu yang mau atau tidak." Lanjutnya lalu membawa beberapa jagung yang telah ku bakar bersama Ningning.

Ku perhatikan Minjeong tengah mengupas jagung dengan sendok di tangannya lalu menyuapkan pada Nenek.

Aku tersenyum, Minjeong anak yang baik dan sangat perhatian.

"Jadi Karina, mau atau tidak?" Ningning menimpal ucapan Giselle beberapa menit yang lalu.

Aku hanya membalas dengan senyum tak menjawab pertanyaan karena ku pikir, Ningning tahu jawabannya.

[To be continued]

Winter✔Where stories live. Discover now