Winter/2

2.5K 248 3
                                    


11 April 2020 - 12 April 2020

Hari ulang tahunku. Winter datang ke rumah, membawa boneka besar beruang untukku.

"Selamat ulang tahun, Karina."

Aku menggoyangkan boneka beruang besar itu sebelum menaruhnya lalu memeluk Winter erat.

Winter tumbuh tinggi dengan cepat, hanya beberapa centimeter lebih tinggi dariku tapi aku menyukainya. Aku dengan leluasa memeluknya.

"Aku mengikuti saran ayah untuk meminum obat peninggi badan dan berolahraga basket."

Aku sebenarnya kesal, Winter tak perlu serius dengan ucapannya kemarin. Aku tak masalah dia pendek. Yang terpenting adalah winter tetaplah winter, tidak boleh berubah. Kim Winter adalah Winternya Karina.

Ulang tahunku di selenggarakan dengan sederhana bersama Winter. Winter menyiapkan beberapa Snack dan sebuah kue kecil bertulis 'HBD KARINA'.

Di hiasi oleh lampu kelap kelip yang di selipkan foto polaroidku bersamanya.

Kami ada atap, atap rumahku. Winter sudah meminta izin pada orang tuaku. Orang tuaku menyukai Winter. Mengetahui aku berpacaran dengan Winter, ibu dan ayah langsung ke rumah Winter malam itu. Katanya hanya bersilahturahmi dengan calon besan.

Aku sangat malu tapi aku bahagia, mereka menyetujui hubunganku dengan Winter.

Kembali pada moment di atap, winter menggunakan gitar pinkku. Dia bernyanyi dengan suara merdunya.

Lagu yours kesukaanku dan dia, aku ikut bernyanyi bersamanya. Aku tertawa ketika dia lupa lirik dengan wajah polosnya yang kebingungan.

"Kau bahagia, Karina?" Dia bertanya.

Aku menoleh dan tersenyum angguk padanya, "sangat, Winter." Jawabku.

Dia mendekat dan merangkulku, menaruh kepalaku di pundaknya yang telah tegas, "Kau bahagia, aku juga bahagia." Ujarnya padaku.

Aku mendongak menatap wajah dari bawah dengan berbinar, Winter sangat menawan.

Winter tertawa, aku kebingungan.

"Jangan menatapku seperti itu." Dia menunduk menatapku, ujung hidungku dan dia bersentuhan.

"Aku jadi sulit terlihat keren malam ini." Ucapnya membuat aku tertawa.

Aku memajukan tubuhku dan mencium bibirnya, "aku mencintaimu, Winter. Terima kasih."

Winter tersenyum lembut padaku dan mengangguk, kali ini ia yang menciumiku. Aku membalas ciumannya yang lembut dan pelan itu tepat pada saat itu jam telah berganti, hari juga telah berganti tapi moments seperti ini tak akan pernah terganti.

Hanya aku dan Winter yang bisa membangunkan moments ini.



[To be continued]

Kenapa bisa suka oleng? Ya, karena saya sudah lumutan di tempat nunggu anak anak paud pada comeback:)

Winter✔Where stories live. Discover now