Winter/1

4.9K 320 6
                                    


22 Januari 2020

Gadis itu berdiri dihadapanku, Tubuhnya agak pendek dariku. Kepalanya begitu tertunduk dalam.

"Winter?"

Dia mendongak. Aku bisa melihat betapa berkeringatnya dia. Aku mengeluarkan sebuah sapu tangan dan menyeka air keringatnya.

Dia terlihat tegang saat aku menyentuhnya, seolah seperti patung dia berdiri diam tak bergerak. Aku terkekeh, dia lucu.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan padaku?" Tanyaku ketika kembali menyimpan sapu tanganku.

Winter kembali menunduk, aku juga menunduk melihat kakinya yang bergoyang gelisah. Sebenarnya ada apa dengannya?

"Karina." Aku agak terkejut ketika dia memanggil namaku. Biasanya dia sering memanggilku, Rin, Karin, atau tidak Jimin. Nama asliku.

"Karina. . aku suka padamu."

Sesaat aku tak dapat memahami ucapannya lalu tak lama aku tersadar saat ia menggenggam tanganku.

"Aku suka padamu, sejak kita masih menginjak sekolah dasar bersama. Aku pikir itu hanya cinta monyet tapi cinta monyetku terasa nyata, terasa lebih dalam. Aku lebih mencintaimu." Tuturnya lembut.

Aku terdiam, aku masih bingung. Jantungku berdetak sangat kencang mendengar tuturnya.

"Karina. ." Aku menatap matanya. Kedua matanya yang begitu teduh dan menenangkan.

"Apa kau mau menjadi kekasihku, Karina?"

Aku tersipu malu dan kepalaku tertunduk, apa yang harus ku jawab?

Aku menyukainya, aku juga suka pada Kim Winter.

"Karina. ." aku tak sepenuhnya mendongak, aku meliriknya.

Dia tersenyum padaku, "tidak apa, jika kau belum bisa jawab sekarang. Aku bisa menunggumu."

Saat itu juga kepalaku menegak, aku menggeleng dengan kuat. Tak ada alasan untuk menunggu jika aku juga menyukainya.

"Aku juga menyukaimu, Winter."

Senyum manisnya lebih melebar, Winter goyah. Dia berdiri dengan kaki bergetar. Aku tertawa, Winter yang lucu.

"Jadi. . Apa kau— oh tidak tidak, sekarang kau adalah kekasihku!" Dia meralat ucapannya di awal lalu berseru dengan semangat.

Aku tertawa lagi, Winter konyol tapi sangat lucu. Aku suka dengannya.

Dia mengulum bibirnya untuk menahan senyumnya, aku sudah menebak. Winter sangat ingin berteriak sekarang tapi kami sedang berada di perpustakaan kota.

"Merunduklah, Karina." Mintanya dan aku agak merunduk.

Cup!

Aku mengerjap, tubuhku seketika menegak. Ciuman secepat kilat itu baru saja menyentuh bibirku. Bibir kami bertemu beberapa detik tadi.

Winter menyengir, lucu. Aku lagi lagi tersipu, aku sudah memastikan jika wajahku sudah seperti kepiting rebus.

"Aku mencintaimu, Karina. Sangat mencintaimu."

Aku tersenyum penuh arti dan memeluknya, dia juga membalas pelukanku.

"Sepertinya aku harus menaikkan tinggi badanku." Aku tertawa namun juga menangis terharu.

Winter memintaku menjadi kekasihnya dengan cara sederhana, sangat sederhana. Tak ada bunga, tak ada cincin, tak ada nyanyian. Hanya ada ungkapan cinta yang penuh arti untukku.

Dan aku rasa itu cukup, Winter adalah lebih dari cukup.




[To be continued]

Hallo, ini cerita other ship punyaku selanjutnya, happy reading 👋

Jangan lupa buat vote dan komennya😼

Winter✔Where stories live. Discover now