15

387 46 3
                                    

Mingyu menghela nafas saat semua berkas yang harus dikerjakan selesai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mingyu menghela nafas saat semua berkas yang harus dikerjakan selesai. Jarum pendek sudah menunjuk angka sepuluh, namun Mingyu dan beberapa orang temannya masih berdiam di kantor karena mereka kebagian jadwal lembur.

"Aku duluan ya~"

"Eoh.. hati hati, Gyu."

Mingyu membawa kopinya keluar gedung kantor tempatnya bekerja.

Ah, tidak terasa sekarang sudah delapan tahun berlalu. Mingyu kini sudah menjadi lelaki mapan dengan pekerjaannya sebagai manager di sebuah perusahaan game.

"Tangah 16 Januari. Ulang tahun Jennie ya?" Gumam Mingyu melihat tanggal di handphone. "Besok akan aku belikan bunga."

Bruk!

"Aduh!!"

Mingyu menghela nafas melihat kemejanya yang kotor tersiram kopi. Di bawah kaki laki laki itu ada dua anak yang jatuh terduduk. Mingyu mencoba mengikhlaskan kemejanya, ia menunduk mengulurkan tangan untuk dua bocah itu setelah membuang gelas kopinya ke tempat sampah.

"Terimakasih paman. Maaf sudah menabrakmu." salah satu dari mereka tersenyum ramah sedangkan satunya diam sambil melihat tangannya yang lecet. "Jeff? Ayo bilang terimakasih pada paman ini."

Anak laki laki yang diam itu perlahan mendongak. "T-terimakasih."

"Sama sama. Kalian darimana? Kenapa malam malam begini lari larian? Orang tua kalian?"

"Ah, kami tinggal di apartemen sana, paman." Bocah perempuan itu menunjuk sebuah bangunan apartemen yang dekat dengan kantor Mingyu. "Mama menyuruhku untuk buang sampah, lalu aku melihat Jeffrey. Kita bermain, hehe."

"Ckckck.. bagaimana cara kalian menyebrang tadi? Ya Tuhan, untung tidak kenapa kenapa."

Gadis kecil itu tersenyum tanpa dosa, dia sendiri tidak tahu bagaimana bisa ia sudah ada di seberang jalan. Ia mengernyit saat teman disampingnya tidak bersuara sama sekali. "Jeff? Kenapa diam?"

"Jane.. sakit- hiks.." laki laki yang diketahui bernama Jeffrey menangis.

Jane-- anak perempuan itu dengan segera meniup luka Jeffrey. "Sakit, pergilah hush hush jangan hampiri Jeff. Sudah! Nanti sakitnya pergi." Ia mengelus telapak tangan Jeff yang lecet karena terjatuh tadi.

Mingyu tersenyum. "Hei, kalian Jeff dan Jane, benar?" Ia berjongkok di depan keduanya, mensejajarkan tinggi agar bisa mengobrol.

Jane mengangguk. "Iya. Nama paman siapa?"

"Aku? Mingyu."

"Paman Mingyu tampan, boleh dipanggil begitu?" Jane memilin jarinya. Aih, bocah juga bisa salah tingkah.

Mingyu tertawa gemas. Ia meraih masing masing satu tangan dua anak itu. "Boleh, panggil sesukamu saja. Omong omong, aku akan antar kalian pulang. Tidak baik anak kecil menyebrang jalan sendirian."

🖇️# ࣪𝐥𝐢𝐟𝐞 [✓]Where stories live. Discover now