06

271 53 0
                                    

Leher jenjang itu perlahan lahan ternodai oleh cairan merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leher jenjang itu perlahan lahan ternodai oleh cairan merah.

"hahaha!" Yunho tertawa puas melihat luka sayat yang tidak terlalu dalam di leher anaknya. "Jangan berani lagi kau mengganggu waktuku jika tidak mau mendapatkan yang lebih." Yunho bangkit meninggalkan Jaehyun.

Jennie langsung berlari menghampiri Jaehyun. Ia membantu Jaehyun berdiri dan pergi ke kamarnya. Tak lupa Jennie juga mengambil kotak obat.

Ketika ingin mengoleskan luka jaehyun dengan obat merah, tangannya lebih dulu ditahan oleh Jaehyun. "Aku bisa sendiri."

"Tapi—"

"Diamlah!"

"Baik." Cicit Jennie takut. Suasana hati Jaehyun sangat buruk sepertinya.

Jaehyun mencoba mengobati dirinya sendiri, namun yang ada ia malah meringis duluan saat ujung kapas menyentuh lukanya. Jennie yang gemas pun merebut kapas itu dan mengobati Jaehyun.

Laki laki di depannya menatap lurus ke arah Jennie. "Kenapa?"

"Ne? Kenapa apanya?"

"Kenapa kau masih bisa bersikap seperti ini padahal kau harusnya membenciku. Kau harusnya datang kemari dan membunuhku karena aku yang menyebabkan kematianmu."

"Jaehyun bicara apa? Tidak ada yang mau membunuh Jaehyun. Bagaimana mau membunuh, melihat Jaehyun tergores saja sudah sakit."

Jaehyun menelan ludahnya susah payah. "Kumohon jangan seperti ini Jen. Kau menyiksaku. Kau membuatku tidak bisa berdamai dengan diri sendiri."

"Kenapa Jaehyun bisa bilang begitu? Jaehyun bukan penyebab kematian Jennie."

"Karena memang akulah penyebabnya. Jika bukan karena aku, kakak kelas itu tidak akan melakukan hal buruk padamu. Kumohon jangan siksa diriku dengan rasa bersalah ini, jangan buat aku membenci diri sendiri."

Manik kucing milik si gadis berkaca kaca. Jennie menangis dalam diam. Ia masih mengobati Jaehyun. Setelah memakaikan perban, dirinya baru membuka suara. "Kenapa Jaehyun bisa yakin kalau itu karena Jaehyun? Jaehyun sama sekali tidak bersalah! Karena rasa bersalah itu Jaehyun jadi tidak bisa melepas Jennie sepenuhnya, karena itu Jennie kembali lagi. Jaehyun tidak bisa seperti ini terus."

"Kenapa kau sebaik ini, huh? Kenapa kau masih bisa membela iblis di depanmu? Kenapa? Karena aku, kau jadi dibenci dan dicelakai."

"Jaehyun bukan iblis. Jaehyun salah satu malaikat dalam hidup Jennie."

"Tapi aku membunuhmu. Apalagi kalau bukan iblis? Kumohon, sebelum semuanya terlambat kita cukupkan disini, kembali lah ke tempat mu. Jangan sampai kau dihukum disana karena menemui iblis sepertiku." Senyum miris terukir di bibir laki laki itu. Setitik air mata jatuh membasahi pipi.

"Tidak ada yang seperti itu. Jaehyun tidak bersalah." Jennie memeluk Jaehyun sambil membisikkan hal yang sama 'jaehyun tidak bersalah'.

Pagi itu, keduanya menangis dalam diam. Dan Jaehyun mulai menerima jika kematian Jennie bukan karena dirinya. Ia mencoba mengikhlaskan apa yang terjadi di masa lalu.

🖇️# ࣪𝐥𝐢𝐟𝐞 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang