Mau jadi penulis hebat? Jangan Plagiat!!
-
-
-
-
Dahulu kita begitu dekat, jemari kecilku yang dingin engkau ambil untuk di genggam agar mendapat kehangatan.
Senyum manis itu selalu kau berikan padaku. Kamu pernah bilang hari-hari mu akan sunyi senyap tanpa adanya aku.
Tetapi lambat laun, semuanya berubah. Dia datang dan mengambilmu dariku.
Kakimu ikut melangkah kemanapun ia membawamu untuk meninggalkan ku, padahal aku selalu berada di tempat ini. Aku tidak pernah meninggalkanmu.
________________________________________
"CEWEK JALANG! KECENTILAN BANGET LO!"
Plakk...
Shena menampar keras pipi Aletta hingga gadis itu jatuh tersungkur di lantai gudang yang berdebu.
Tadi saat akan kembali ke kelasnya, Sheila dan Kanin menghadang jalannya saat di persimpangan koridor. Mereka mengatakan membutuhkan bantuan Aletta untuk mengerjakan tugas sekolah, tetapi yang Aletta tidak pernah sangka ternyata kedua sahabat dari kakaknya itu malah menyeretnya ke gudang belakang sekolah yang jelas-jelas jauh dari keramaian.
Sheila dan Kanin telah menjebak Aletta, dan tentunya atas perintah Shena.
"BERDIRI LO!!" Shena berteriak keras di dalam gudang.
Melihat Aletta yang tak kunjung mendengarkan perintahnya, membuat Shena semakin geram. Gadis itu mengangkat satu kakinya untuk ia gunakan menarik paksa dagu Aletta keatas.
"KAN GUE UDAH BILANG BERDIRI. LO TULI, ANJING?!"
Bughh...
Kepala Aletta terpental keras kebelakang hingga menghantam lantai. Tendangan Shena di tulang hidungnya benar-benar kuat.
Hening beberapa detik sebelum akhirnya suara isak tangis kesakitan Aletta terdengar.
"SEGITU DOANG UDAH NANGIS LO! CIUHH..!"
Shena melangkah maju, ia berjongkok kemudian kedua tangannya menarik kasar kerah seragam sekolah Aletta agar gadis itu berdiri kembali.
"BILANG SEKARANG JUGA. LO BUTUH DUIT BERAPA?! UDAH BERAPA KALI GUE BILANG ALASKA ITU CUMA PUNYA GUE, DAN LO...." Shena menjitak keras kepala Aletta.
"... LO ITU BENALU! JADI MULAI SEKARANG STOP DEKETIN DIA LAGI. GIMANAPUN CARA LO YANG BERUSAHA UNTUK MEMPERBAIKI KEADAAN, UDAH TERLAMBAT KARENA SEMUANYA UDAH TERLANJUR RUSAK. CEWEK TOLOL!"
Plakk...
Plakk...
Plakk...
"INGAT KATA-KATA GUE-"
"SEMUANYA NGGAK AKAN RUSAK KALAU BUKAN KAK SHENA PENYEBABNYA!!" Aletta memotong ucapan Shena.
Aletta tertawa hambar di balik tangisnya. Gadis itu menepis kasar tangan Shena yang sejak tadi memegangi lehernya.
"Hari itu dimana Ayah pertama kalinya membawa kalian datang kerumah. Ingat perasaan siapa yang paling tersakiti, orang itu Bunda aku."
"Dia orang pertama yang harus merasakan sakit karena ulah Mama kamu, Kak."
"Semenjak Ayah Kembali dari luar kota, semuanya berubah. Dia datang dan mengatakan seenak jidat kalau ingin menikah lagi dengan perempuan yang berstatus sebagai mantan pacarnya dulu, tanpa memikirkan perasaan Bunda aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKALETTA (Tersedia di Gramedia)
Teen Fiction"𝗡𝗶𝗸𝗺𝗮𝘁𝗶 𝗹𝘂𝗸𝗮𝗻𝘆𝗮, 𝗿𝗮𝘀𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗸𝗶𝘁𝗻𝘆𝗮, 𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴𝗶𝘀 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗮." 𝓐𝓵𝓪𝓼𝓴𝓪𝓵𝓮𝓽𝓽𝓪-𝓓𝓼𝓪𝓫𝓻𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 Kehidupan Aletta yang dahulu begitu bahagia bersama keluarga kecilnya, kini harus berubah seratus...