17 - Surat Izin Menyukai

1.9K 310 38
                                    

Jovial Rahardja Shankara—



Aku masih setia menatap lembut Perempuan yang sangat cantik, bahkan saat ia sedang tertidur lelap.

Perempuan yang membuat pikiran ku diisi dengan begitu banyak pertanyaan tentang dirinya.

Kamu sebenarnya kenapa Li?

Kamu sedang sakit?

Terlihat seperti gejala depresi.. Namun,

Benarkah itu? Ku harap hanya dugaan ku semata

Kalimat kalimat itu yang terus terlintas di pikiran ku setelah melewati seluruh kejadian hari ini.

Melihatnya berteriak tak jelas, merintih kesakitan, lalu memohon pada perawat. Membuat hati ku sakit saat melihatnya.

Kalau untuk menyaksikan Perempuan itu berpelukan dengan Jayendra...

Aku sedang tak ingin membahasnya. 

Pikiran ku berusaha tetap positif, mempercayai bahwa mereka hanya bersahabat dekat tak lebih dari itu. 

Toh, aku tak Punya hak untuk cemburu.

Seperti yang hampir aku katakan pada Zalina di dalam Bus kemarin. Untung saja perempuan itu dengan polosnya percaya semua perkataan ku, yang langsung menambahkan nama Harsha di kalimat selanjutnya. 

Selama perempuan itu tertidur, tak jarang pula ia mengigau dalam tidurnya. Tetap sama, racauannya tetap mengatakan tak ingin di sentuh.

Aku semakin tak mengerti dan semakin penasaran pula jadinya. Namun harus ku pendam terlebih dahulu kali ini. Yang terpenting, membuatnya lebih tenang dan kembali pada suasana normal adalah tujuan ku saat ini.



"Eum..."

Atensi ku langsung teralihkan pada Perempuan yang baru saja bergumam, dan tengah berusaha membuka kelopak matanya sekarang ini.

"Zalina.." aku memanggilnya dengan penuh kehati hatian,

dan dengan nada se-pelan juga selembut mungkin.

Mata kami bertemu setelah Perempuan itu menoleh ke arah kanan.

"Mas Jovial kan??" Tanya Zalina dengan suara paraunya.

Aku hanya mengangguk tak tahu harus apa, terlebih saat ini Perempuan itu kembali menitikan air matanya.

"Ma-maafin Lili—"

"Ssttt... gapapa Li.." aku berusaha mengusap lembut bahu kanannya.

Melihat tak ada respon negatif dari perempuan itu, aku mulai memberanikan diri untuk semakin mendekat. Duduk di samping tempat tidurnya.

Zalina mengusap kasar kedua pipinya, menghapus air mata yang telah jatuh membasahi kulit.

"Mas Jovial pasti bingung banget. Tapi Lili belom bisa kasih tau—"

"Hey.. It's okey Zalina, jangan bahas itu dulu yaa?" ucap ku berbicara selembut mungkin agar hatinya semakin tenang dan membuatnya nyaman.

Dia tak membalas perkataan ku, terlihat kerlingan matanya masih setia menatap netra ku balik.

Aku menatapnya penuh arti, berusaha menciptakan tatapan hangat untuk dirinya.

"Can I.."

Setetes air matanya jatuh lagi, "Get a hug from you?"

Aku tersenyum lega mendengarnya, kemudian mendekatkan tubuh ku pada perempuan itu.

"Sure"

"It's Free. Anytime for you.." ucap ku, berbisik pelan di telinga kirinya.

S H A N K A R A  || JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang