8 - Ruang Rawat Inap

2.6K 393 22
                                    

Masih di hari yang sama dengan kejadian obat pencahar yang di berikan oleh Chandra. Kini sudah tak terhitung berapa kali Zalina masuk kedalam kamar mandi.

Hampir 15 menit sekali perempuan itu berlari ke kamar mandi.

Shasa jadi ikut stress melihat adiknya seperti itu. Ia khawatir Zalina akan kekurangan cairan tubuh dan berakhir di rawat di rumah sakit.

  

"Li, kamu yakin gak mau Mas anter kerumah sakit??" Tanya Dhava sambil melihat sedih adik iparnya yang sedang tidur meringkuk.

Zalina hanya menggeleng pelan, sudah tak kuat membalas perkataan Deva. Tubuhnya terlalu lemas untuk melakukan apapun.

"Mas gendong deh.. kalo kamu gak kuat jalan ke mobil" tawar Deva lagi.

"Lili gapapa Mas. Besok juga sembuh kok. Ini cuma diare biasa"

Deva benar benar khawatir dengan adik iparnya saat ini. Tubuh perempuan itu sudah turun drastis saat mengalami depresi berat, beberapa bulan kemarin. Dan kini akan lebih turun lagi berat badannya karena sakit.

"Kalo ada apa - apa bilang ya. Kalo gak kuat teriak, telfon aja" ucap Deva sambil meletakkan ponsel milik Zalina di samping bantalnya.

Pria itu menarik selimut Zalina hingga menutupi leher perempuan itu. Lalu melangkah perlahan keluar dari kamar.

  

  

  

"Gimana Mas??" Tanya Shasa yang sudah menunggu di lantai bawah.

"Enggak mau dia. Kita liat besok. Kalo besok makin parah, kita bawa paksa ke dokter"

Shasa mengangguk lalu menghampiri suaminya, "Kita tinggal tidur gapapa Mas?"

"Kamu tidur aja gapapa, Mas yang jaga. Takutnya Lili butuh bantuan tengah malem nanti"

Shasa mengangguk lagi, lalu berjalan bersama Deva menuju kamar mereka.

  

  

/TengTong/

Langkah sepasang suami istri itu terhenti sebelum memasuki kamar.

"Siapa Mas??" Tanya Shasa sedikit bingung. Heran saja, ada tamu yang datang di pukul 10 malam seperti ini.

"Entah, sebentar tunggu disini. Biar Mas yang buka"

Kemudian Deva berjalan menuju depan, untuk membuka pintu rumahnya.

Pria itu cukup terkejut melihat siapa tamu yang datang di malam hari begini.

  

"Malam Mas Deva, maaf mengganggu waktunya. Saya ingin bertemu Zalina"

Deva mengerutkan dahinya, "Lili? Ada perlu apa ya?"

Tamu yang datang itu menghembuskan nafasnya pelan, menyiapkan diri untuk berbicara pada Deva.

"Ada yang ingin saya sampaikan pada Zalina, Mas"

"Maaf Mas Jovial. Tapi Lili sedang sakit"

Raut wajah tamu itu —Jovial, langsung berubah menjadi khawatir bercampur dengan rasa bersalah yang menyelimuti dirinya.

"Saya boleh melihat keadaan Zalina Mas? Sebentar saja" pinta Jovial dengan wajah penuh harap, meminta izin pada Deva.

Pria yang di tatap oleh Jovial jadi tak tega melihatnya, "Sebentar ya, saya tanya dulu ke Zalina"

S H A N K A R A  || JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang