10 - Kerupuk Pangsit

2.5K 382 29
                                    

—Jovial Rahardja Shankara

  

  

Begitu bangun di pagi hari, saat membuka mata tepatnya. Apa hanya aku yang tidak langsung membuka ponsel?

Hal yang aku lakukan pertama kali adalah memandangi langit langit kamar. Sambil berpikir,

   

"Pagi ini makan apa ya?"

  

Kalian seperti itu juga tidak? Selalu bingung ingin makan apa untuk sarapan.

Hanya sarapan yang sedikit membuat masalah setiap harinya. Karna makan siang, biasanya sudah di pesankan oleh Sania, sekertaris ku di kantor. Dhava dan Chandra juga makan siang di sekolah.

Untuk makan malam, seperti biasa. Aku akan beli makanan cepat saji terlebih dahulu sebelum pulang kerumah.

Nah, kalau sarapan? Rasanya setelah bangun tidur itu sangat malas untuk masak. Lebih tepatnya, tidak ada yang bisa masak di rumah ini.

Tak hanya malas masak. Sebenarnya malas keluar rumah juga untuk membeli makan di pagi hari.

Alhasil, biasanya kita bertiga selalu sarapan dengan menu yang simple. Tapi kadang terlihat menyedihkan. Contohnya, telur dadar, roti, nugget, dan makanan instant lainnya yang tinggal goreng.

Hal yang membuat lebih menyedihkan, bukan sarapan ala keluarga Shankara jika tidak gosong saat menggoreng.

Namun anehnya, pagi ini tumben sekali. Dua anak Lanang itu tidak berisik mengetuk pintu kamar ku karena lapar ingin di beri makan.

  

"Loh kalian udah makan??" Tanya ku yang terkejut melihat Dhava dan Chandra sudah anteng di meja makan.

"Udah nihh. Siniii Dad ikut makan" ajak Dhava sambil menepuk nepuk kursi di sampingnya.

Aku melihat menu sarapan yang ada di meja makan, "Semur daging???"

Dua anak itu mengangguk,

"Buruan makan Dad. Enak banget, entar keburu abis sama Achan" seru Chandra yang benar benar lahap menyantap sarapannya. Mengisi penuh seluruh rongga mulutnya.

Akhirnya aku duduk di kursi meja makan yang biasa ku gunakan, dengan masih menatap heran dua anak itu.

"Kalian beli??"

Keduanya hanya menggeleng, karna masih sibuk menghaluskan makanan.

"Terus?? Ini daging yang Minggu kemaren dari Kak Meera??"

Lagi lagi dua anak itu hanya mengangguk, belum bersuara sedikit pun.

"Siapa yang masak?? Mamah kamu kan gak bisa masak daging Dhav"

Dhava menelan makanannya terlebih dahulu, "Ck. Banyak nanya nih Pak Kapten. Ituu udah mau abis sama Achan tuh dagingnya"

"Di jawab duluu.. Siapa yang—"

"Huftt.. Mbak Lili yang masak Daddy gantengggg. Kelamaan ah. Nih! nasinya" ucap Chandra dengan nada sebal, lalu meletakkan dua centong nasi di atas piring ku.

"Mbak Lili masak?!?"

Reflek aku berteriak terkejut. Membuat Dhava dan Chandra menutup telinganya masing masing.

"Iya Dad. Gak usah banyak ngomong dulu. Entar kalo gak kebagian nangisss" balas Chandra mencoba meledek aku.

Aku masih terpaku saat mengetahui bahwa Zalina yang memasak semur daging di meja makan ini.

S H A N K A R A  || JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang