Bab 8

128 11 2
                                    

Beberapa minggu berlalu . . .

" Uwerkk " terperanjat Iyran dibuatnya . " Adik okey tak ? " Tangan kekar itu mengggosok belakang adiknya . " Err Rabiatul ni barang yang kau kirim tadi . " Mawar meletakkannya di atas meja dan berlalu pergi .

Sejak peristiwa tarik pinggan tu , Iyran tak pernah lagi menegur Mawar . Makan pun dia masak sendiri ataupun makan makanan yang orang bagi .

" pregnancy test ? " Rabiatul mengangguk . Iyran pun hanya diam dan menghulurkan benda yang di pegangnya .

" Macam mana dik ? " Iyran terus bertanya apabila adiknya keluar dari bilik air . Pregnancy test itupun diberikan kepada abangnya . Dah dapat agakkan ? Ya positif . " A-adik okey ke ? " Rabiatul hanya tersenyum . " Dia ujian adik . Takkan adik nak gugurkan pula .

" Kita jaga dia sama - sama " tangan adiknya digenggam .

" Janji ? " Iyran mengangguk sambil tersenyum . Dia bertuah kerana adiknya tidak berniat menggugurkan kandungannya .

" Kita pergi klinik nak ? Buat pengesahan " Mawar yang terdengar mula memasuki bilik . " Kau pregnant ? " Dia ingin memastikan . Melihat Rabiatul yang mengangguk dia terus memeluk Rabiatul . " Aku janji dengan kau kita jaga sama- sama baby ni . Lagi satu , kita belajar dari rumah . Dato Luqman setuju dengan permintaan aku " Rabiatul hanya mengangguk .

" Nak ikut korang boleh ? " Dengan puppy eyes dia tu Rabiatul pun setuju .

...

" Okey Puan . Puan di sahkan hamil 2 minggu . Boleh saya tanya dimana suami puan ? " Riang sahaja doktor tu . " Err doktor . Adik saya mangsa r*gol " doktor tu terdiam . " Saya minta maaf . Saya harap awak boleh jaga dia elok - elok , jaga makan dan paling penting check up jangan miss " Rabiatul mengangguk .

" Abang, adik lapar " baru keluar bilik doktor tak lepas kaunter lagi dia dah kata lapar . " Kita cari Mawar dulu dik , lepas tu kita pergi makan eh " terjengkit - jengkit Iyran nak cari si Mawar walaupun tinggi dia 189 .

" WOI MAWAR SINI " terperanjat makcik dekat sebelah dia . Nasib takde sakit jantung makcik tu . " Abang ni jangan lah jerit kuat - kuat . Ingat ni kem askar ke jerit - jerit ? " memalukan betul . " Hehehe sorry lah . Mawar tu lah . Merayau je kerja dia " kasihan Mawar dipersalahkan .

" Eh asal nama saya juga kena ? " bermulalah perang dunia ke 3 " dah memang salah kau pun " macam anjing dengan kucing saja dua orang ni . Bila jumpa ada saja benda nak dijadikan isu . Rabiatul yang tengok situasi makin teruk terus menepuk bahu mereka berdua .

" Ish korang ni sudah lah bergaduhnya . Saya dah lapar ni " Rabiatul mengheret 2 mahluk Allah itu keluar dari klinik .

Sepanjang perjalanan ke kedai makan , mereka berdua masih lagi bertikam lidah . Rabiatul yang kepenatan itu hanya mampu jadi penonton panggung wayang tak berbayar .

" Adik dah sampai dah ni " Iyran memaling kearah belakang . " Lah tidur rupanya " dia pun bergegas ke pintu belakang dan mengejutkan adiknya .

" Huwaaaa " Iyran menepuk dahinya . " Budak ni lah bertuah betul . Menguap tu tutup mulut lah sayang oi " geram betul dengan sikap adik dia satu ni . Menguap tak reti nak tutup mulut . " Korang cepatlah sikit . Lapar dah ni " ini lagi seorang punya perangai , makan saja kerjanya .

" Assalammualaikum " baru sahaja mereka turun dari kereta , mereka ditegur seseorang . " Waalaikummussalam , eh Da-datuk Luqman . Datuk buat apa dekat sini ? " Mawar menyapa Datuk Luqman .

" Saya nak bincang beberapa perkara dengan kamu bertiga boleh ? " Mereka memandang kearah Rabiatul untuk meminta persetujuan . Rabiatul hanya mengangguk . " Kita masuk dulu ya ? " Datuk Luqman menjemput mereka masuk kedalam Restoran yang menjadi tujuan asal mereka .

" Ini semua saya berikan kepada kamu bertiga sebagai tanda maaf dari saya dan isteri saya " beberapa surat di keluarkan dari dalam poket jaket koperatnya . " Apa ni Datuk ? " Iyran melihat salah satu isi surat itu .

Terpampang di dalam surat itu " Penyerahan Syarikat " . Laju - laju Iyran menutup surat itu dan menghulurkannya semula kepada Datuk Luqman . " I'm sorry Dato . I can't take this " terdengar keluhan dari lelaki para umur itu . " Please accept this Iyran . Saya tak boleh tenang kalau kamu berdua ambil . Saya merayu sangat - sangat tolong lah ambil " jejaka menggosok belakang kepalanya .

" Okey . Saya terima ." Rabiatul tidak menghalang dan tidaklah setuju . Dia yakin abangnya buat pilihan yang tepat dalam masa yang sama dia rasa ragu untuk menerima pemberian Datuk Luqman .

" Saya minta maaf lagi sekali . Jangan risau saya akan rahsiakan lokasi awak berdua dari dia . Take care yourself Rabiatul . " Mereka bertiga memandang Datuk Luqman sehingga hilang dari pandangan . " Abang tak rasa ini terlalu berlebihan ke ? " melihat abangnya yang masih tidak memberi respon Rabiatul memulas telinga abangnya .

" Aduh adik . Sakitlah " merah telinga dia dek dikerjakan adiknya .

. . .

" Pa tak payah nak tipu Ayden . Bagi lah orang alamat dia " Datuk Luqman hanya menggeleng . " If I said no . It's mean no " macam - macam masalah betul anak dia yang seorang ni . " Fine , I will find it by myself " kedua kakinya melangkah meninggalkan ruang tamu rumah agam milik ibu bapanya .

" Awak rasa dia jumpa ke ? " Risau juga Datin Adrina . Anaknya itu bukab boleh dijangka , risau di apa - apakan lagi si Rabiatul tu . " I'm sure he can't find it . Susah nak cari rumah Rabiatul ni . Kampung tok guru silat memang susah nak cari " isterinya mengangguk faham . " Along bila balik ? " Teringat pula dia akan anak sulungnya .

" Along balik bulan depan . Agak - agak mengamuk tak Along dapat tahu ni ? " Risau pula hatinya , bukan dia tidak kenal perangai anak sulungnya itu . Ayden pun boleh takut dengan dia .

. . .

" Bidadari ? " Hampir sebulan dia mencari gadis itu akhirnya dapat juga dia menemukan gadis itu . " A-awak ? " Faqriel menghampiri Rabiatul . " A-awak seorang je kan ? " Dia memanjangkan kepala nya takut - takut ada orang lain selain Faqriel . " Don't worry Bidadari . No one here " Rabiatul mengangguk .

" Where are you gone Bidadari ? I really worry about you " mereka berjalan beriringan sambil bertanya khabar satu sama lain . " Ada je dekat kampung " langkah Faqriel terhenti . " Boleh tak saya ikut awak balik sekali ? " dia mencari anak mata gadis itu .

" Kena tanya abang saya dulu . So , jom cari abang saya dulu . " Faqriel dekat belakang dah baca doa makan harap dapat lah dia ikut . " Awak tunggulah saya kejap " itulah tadi sibuk baca doa makan lah apa lah . Kan dah tertinggal .

" ABANG ! " Rabiatul menjerit memanggil abangnya yang baru keluar dari lift . " Ya Allah Rabiatul perlahankah sikit suara tu " tak padan dengan berbadan dua budak ni . " Faqriel ? Kau buat apa dekat sini ? " Dia juga bertingkah sama dengan adiknya , terpusing kiri terpusing kanan . " Jangan risau dia takde . " Tak payah tanya dia tahu dah apa yang dicari . Memang tak lah dia nak heret Ayden tu sekali cari Rabiatul .

" Errr Iyran aku nak ikut kau balik boleh ke ? " Lama Iyran memandang Faqriel , atas bawah atas bawah macam scanner dah . " Jangan risau , sejak apa yang jadi aku dengan dia dah tak ngam . Aku dah cuci tangan , Ayden tu kau faham - faham lah " dia sendiri tak tahu bagaimana nak lembutkan hati sahabatnya itu .

" Korang buat apa dekat sini ? " Pelik juga tiba - tiba ada dekat Mall . " Dik nak cakap ke ? " Walaupun Iyran bertanya dalam keadaan berbisik , tapi Faqriel masih boleh dengar . " Cakap apa ni ? Ada yang saya tak tahu ke Rabiatul ? " Busybodies betullah Faqriel ni .

" Rabiatul pregnant " ...





Author ni ade masalah nk pilih ending 🐔 kalau ade idea share" okeyhh . Tq

LUKA & DERITAWhere stories live. Discover now