"Mungkinkah jika..." bahkan saat itu aku takut untuk mengatakan apa yang kupikirkan, seluruh tubuhku rasanya merinding memikirkan hal yang mungkin terjadi, jika hal ini benar-benar terjadi maka Macon Blackstone adalah manusia paling hina didunia ini.

"Ya Ashley, hal itu terjadi, hal yang paling kutakutkan didunia ini telah terjadi, jauh sebelum aku menyadarinya"

"Astaga!"

***

Seluruh tubuhku rasanya masih dingin dan gemetaran saat Melisa mengatakan kebenarannya padaku, saat itulah aku yakin bahwa Macon Blackstone bukanlah seorang gentleman, dia hanyalah seorang pecundang tidak berguna yang terlahir dari seorang keluarga yang luar biasa kaya.

"Dingin sayang?" bisik Sean saat dia menggenggam tanganku, mungkin dia merasakan tanganku yang sangat dingin, aku hanya bisa memasang senyuman kaku padanya, aku pikir aku terlalu tegang untuk memasang senyuman manis pada Sean, aku menatap kearahnya yang sedikit menundukkan kepalanya untuk memandangku.

"Pegang saja tanganku dan jangan lepaskan" aku memadangnya dengan bersungguh-sungguh, aku melihat dia sedikit terkejut dengan apa yang kukatakan padanya.

"Tentu saja" dia akhirnya berkata dan mengecup pelipisku dengan lembut, aku sejenak menyandarkan kepalaku pada lengannya, aku berharap dia tidak akan kehilangan kendali atas dirinya jika dia mengetahui kebenarannya.

Pesta ini berjalan selayaknya pesta pada umumnya meskipun sangat bersifat sangat privat, aku dan Sean bahkan berdansa bersama anggota keluarga lainnya, sampai hal itu terjadi, semua musik tiba-tiba berhenti, semua mata mengarah pada pria yang berdiri di ambang pintu, seorang pria berwajah khas Italia, rambutnya gelap ikal, dan mata itu, astaga mata itu sama seperti milik Sean, akku pernah melihat laki-laki itu sebelumya, aku bersumpah wajahnya terasa sangat familiar, aku terus saja menajamkan ingatanku tentang wajah itu, aku yakin aku pernah melihatnya disuatu tempat, aku bisa mengenali wajah itu. Dan tiba-tiba saja ingatan itu menyeruak ketika aku kembali melihat wajahnya, jika itu memang benar adalah dirinya, maka pewaris kedua itu telah begitu dekat dengan keluarga Blackstone.

Semua orang melihat kearah pria muda itu dengan pandangan terkejut, Sean terlihat tidak ambil pusing dengan semua ini, dia pasti berpikir sebentar lagi akan ada pihak keamanan yang menyeretnya keluar dari sini, tapi setelah beberapa lama tidak ada satupun pengawal yang datang, dia mulai terlihat gelisah, tangannya mencengkeram jemariku, dia bahkan manarikku kebelakang tubuhnya seperti yang selalu dilakukannya jika keadaan beresiko bagiku.

Melisa maju kearah pemuda itu, beberapa kerabatnya mencegahnya untuk mendatangi pria muda itu, tapi dia tetap bersikeras untuk menghampirinya. Sampai kemudian hal yang paling mengejutkan bagi semua keluarga Blackstone adalah saat pria itu memberi hormat kepada Melisa, mereka berjalan berdampingan ke arah seluruh keluarga, dan tepat ketika itu pria berwajah khas Italia itu memandangku, mata kami bertemu sebelum akumengalihkan pandanganku kearah Melisa karena aku tidak ingin Sean berbuat yang tidak-tidak malam itu.

"Namanya adalah Daniel Blackstone, dia adalah cucu keduaku" ucapan Melisa barusan membuat semua anggota keluarga kaget luar biasa. Pria bernama Daniel itu terlihat sudah mempersiapkan mentalnya dari awal karena dia terlihat sangat tenang, bahkan tidak ada sedikitpun rasa takut di matanya.

"Ini tidak masuk akal, siapa dia?!, bagaimana dia bisa menjadi cucu keduamu!" Henry berujar sambil melangkah ke arah Melisa, wajahnya terlihat mengeras menahan emosi, dia lebih menakutkan jika dia murka.

"Dia adalah putra dari Macon Blackstone" kata-kata itu akhirnya keluar dari bibir Melisa, dia menegaskan kata-kata itu bahkan tanpa berkedip sedikitpun, dia tanpa ragu menegaskan posisi Daniel dalam keluarga ini, kata-kata yang diucapkan Melisa itu mengejutkan sekaligus membungkam mulut semua orang.

Forever MineWhere stories live. Discover now