Di Bawah Pohon Mangga

27 9 0
                                    

08 Januari 2022
calleniaa

Yang Jungwon

⌗⌗⌗

Bunyi ketikan keyboard dan suara jarum jam bergerak, beradu tiap detik. Ruangan yang sebagian besar didominasi oleh komputer dan meja itu nampak senyap. Hanya tersisa dua orang, di antara puluhan pekerja penghuni ruangan ini.

"Huh...resiko kerja di perusahaan besar ya gini. Udah mau new year masih aja sibuk kerja," gerutu gadis dengan name tag Clarissa A.P.

Bersamaan dengan mulutnya yang terus menggerutu, jemari tangannya tetap bekerja, mengetik dan sesekali menggerakkan mouse dalam genggaman tangan kanannya.

"Ngeluh mulu, yang ada habis tenaga lo Ris," tukas gadis yang duduk diseberangnya. Gadis yang menjadi partner lembur, alias korban tak bisa libur itu nampak anteng. Mengerjakan tugas dengan baik.

"Lo mah emang baik hati Na, disuruh ngerjain tugas temen aja mau."

Clarissa ingat, ketika enam bulan pertama ia dan Nara bekerja, salah satu seniornya, sebut saja Yura. Ia memerintah Nara untuk membuatkan sebuah design cafe, dengan embel-embel minta tolong. Padahal malas mengerjakan tugas. Nara yang pada dasarnya tak enak menolak pun membantunya dengan lapang dada.

Dan hal paling menjengkelkan bagi Clarissa adalah ketika Yura mengakui hasil design Nara sebagai hasil karyanya. Marah? Nara tak marah, justru Clarissa yang merasa kebakaran jenggot. Jika boleh, ia ingin ke dukun, memesan boneka santet dan melakukan ritual untuk menyantet Yura.

"Nggak usah ngeluh, besok kita libur," ujarnya dengan lembut.

Clarissa mendengus. "Tapi yang lain lima hari tapi kita cuma empat hari, gimana nggak sebel coba?"

Nara terkekeh. Jika ditanya lelah, ya ia merasa lelah. Namun mau bagaimana lagi, ia merasa ini resikonya.

"Udah, sampe mana kerjaan lo?" Tanyanya mengalihkan topik. Jika keterusan, bisa sampai terlewat malam pergantian tahun ini hanya untuk mendengar ocehan Clarissa.

"Tinggal revisi dikit, luas kamar minta diluasin lagi sama Pak Rion," jawabnya. Ia sedikit mengintip, menatap wajah lelah Nara. "Lo gimana?"

"Udah beres dong, gambar gue udah di acc sama Pak Rion," ujarnya bangga dengan senyum kemenangan.

"Dih! Curang lo, masa lo selesai duluan?"

"Salah sendiri ngoceh mulu, makanya kerjain yang bener." Memeletkan lidah mengejek, Nara mengambil ponsel di dalam handbag warna putih kesayangannya.

" Memeletkan lidah mengejek, Nara mengambil ponsel di dalam handbag warna putih kesayangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedua sudut bibir Nara terangkat, membuat sebuah senyum manis. Jemarinya dengan cepat mengetikkan balasan untuk seseorang disana.

 Jemarinya dengan cepat mengetikkan balasan untuk seseorang disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
⌗ Winter Psithurism ⟩Where stories live. Discover now