Beautiful Breath After Meet You

36 12 0
                                    

07 Januari 2022
Just_fools21

Lee Heeseung

OC » Melina

⌗⌗⌗

South Korea, December 24, 1987.

"Permisi, tuan."

Melina berlari masuk menuju toko yang menjual berbagai buku lama di sana. Salju pun sudah turun dari langit-langit malam yang semakin menggelap, rasanya sangat dingin, namun Melina suka itu walau sebenarnya ia agak sensitif terhadap dinding.

"Hai, Melina. Selamat natal." Sapa tuan penjaga toko tersebut dengan ramah.

"Selamat natal juga, tuan." Melina tersenyum dengan tubuh yang sedikit membungkuk memberi salam.

"Iya, silahkan masuk. Tadi sebelum kamu datang, ada yang sudah datang lebih dulu. Mungkin kalian bisa berbincang sedikit."

"Kebetulan, aku lagi butuh teman buat cerita."

"Tentu saja, silahkan duduk. Nanti saya buatkan teh hangat."

"Baik, terimakasih tuan."

Setelah berbincang sedikit dengan sang penjaga toko buku tersebut, Melina langsung berjalan menuju meja yang ternyata memang sudah ada seseorang duduk di sana. kebetulan tambahan, orang tersebut duduk di tempat biasa nya bersantai.

"Hai, boleh saya ikut duduk?" Tawar Melina membuat orang itu segera menoleh dan mengangguk setuju.

Setelah duduk, Melina melirik kearah buku yang sedang orang itu baca. "Anda suka baca novel juga ya?"

Orang itu berdeham singkat, "jangan terlalu baku, aku merasa sedikit kurang nyaman."

Melina terhenyak sesaat, "maaf."

Ting!

Lonceng dekat pintu kembali berbunyi, menandakan ada pengunjung yang baru saja datang. Di lihat-lihat hari ini yang datang seperti nya akan banyak, biasanya jika di malam Natal seperti ini Melina hanya bisa menikmati buku-buku ini sendirian.

"Nama?" Tanya pria di hadapan Melina tiba-tiba.

"O-oh, Melina. Kamu sendiri?"

"Lee Heeseung."

Melina lagi-lagi mengangguk, "hm, kalau boleh tau umur berapa?"

"18 tahun. Kamu?"

"Umur kita sama."

Melina dan Heeseung pun tersenyum kaku, sebenarnya mereka sama-sama merasa canggung namun sekeras mungkin mereka mencoba untuk mencairkan suasana.

Heeseung menutup buku bacaannya sesaat, sepertinya ia mulai tertarik untuk mengenal gadis di hadapannya itu. Anggap saja keberuntungan di malam Natal (?)

"Kamu sering datang ke sini?" Tanyanya penasaran.

"Iya, kadang malam natal seperti ini memang lebih enak diam sambil baca-baca buku lama."

"Wanginya enak,"

"Wangi apa?"

"Buku lama. iya, 'kan?"

Akhirnya, selama ini Melina sangat bingung dengan dirinya sendiri. Orang-orang banyak sekali yang bilang jika aroma buku lama atau buku bekas itu busuk. Tapi tidak baginya, Melina pikir aroma buku-buku lama itu harum.

"Kamu juga suka aroma buku lama?" Tanya Melina ikut penasaran.

Heeseung pun mengangguk setuju, "suka, tapi aku nggak bisa terlalu lama menghirup udara seperti ini. Mereka berdebu, bisa-bisa flu."

⌗ Winter Psithurism ⟩Where stories live. Discover now