Sial

23 1 0
                                    

Follow dulu sebelum membaca!

"AAWWW!" jerit Hanun merasa kesakitan. Sabina baru saja menjambak rambut Hanun.

Blesh.

Bima menghempaskan tangan Sabina dari kepala Hanun. "Hentikan Sabina!" Bima menatapnya tajam. Sabina malah tersenyum smirk.

Hanun terbebas, ia sedikit menyingkir dari Sabina. Hanun menahan sakit di kepalanya akibat jambakannya tadi.

"Sini lo!" ucap Sabina. Ia berjalan ke depan untuk mempertipis jarak dengan Hanun. Hanun diam tak mengeluarkan suara.

Plakkk!

Keras, sangat keras, Sabina menampar Hanun di depan umum. Udah ngejambak, nampar pulak. Pandangan semua orang tertuju kepadanya.

Hanun menarik nafas dalam-dalam. Ia sedikit terhempas, wajahnya tertekuk ke bawah akibat tamparannya yang begitu keras.

"Heh gembel! Masih berani membangkang rupanya, ya," kata Sabina.

"Udah miskin, gak tau diri lagi." Sabina menatap Hanun kesal. "Lo lupa sama perjanjian kita?"

Hanun mendongak dengan tatapan tajam melihatnya. "Perjanjian?" ucap Hanun dengan tangan yang masih menempel di pipinya.

"Sejak dari awal, kita gak pernah membuat perjanjian, Sabina!" sambungnya kemudian. Sabina berdecih kesal, sangat kesal.

"Hahaha. Bener-bener gak tau diri lo anjjj--"

"Apa-apaan sih, lo?" potong Bima. Ia merasa iba ketika melihat Hanun dimaki.

"Ikut gue," titah Bima sambil menarik paksa tangan Sabina.

"Lepasin!" Sabina berusaha untuk melepasnya, akan tetapi kepalan tangan Bima begitu kuat.

Bima membawa Sabina keluar dari tempat.

"Maksud lo apa Sabina?"

Sabina malah menunjukan senyum smirknya ke hadapan Bima.

"Lo gak kasihan maki-maki Hanun di depan umum?"

Cuiiihhh

Sabina membuang ludah ke tanah.

"Justru itu yang membuat gue senang." Sabina tertawa menanggapi pertanyaan Bima.

"Gila lo," ucap Bima.

"Hahaha... hahaha.... hahaha...." Sabina berjalan memutari Bima yang sedang berdiri. Bima menggeleng kepala merasa jijik. Stress tingkat dewa nih anak, pikirnya.

"Bima... Bima... lo masih ingat kan apa yang gue bilang waktu itu?" Sabina mendekatkan wajahnya ke Bima sangat dekat. Bima terdiam mengingat kembali ucapannya.

"Gue akan bertindak secara kasar kepada siapapun yang lagi dekat dengan lo."

Bima berbalik badan menghadap Sabina. "Jangan bawa-bawa orang lain yang gak ada hubungannya dengan konflik keluarga kita, Sabina." Bima menunjuknya lalu menggeram.

"Lo tahu kan, Bim. Sejak dari kecil gue selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang gue mau dengan cara apapun."

Ucapan Sabina disaat mengancamnya terlintas di pikiran Bima.

"Itu belum seberapa, Bim," lanjut Sabina mengintimidasi.

"Terus mau lo apa?" pungkas Bima. Ia tak ingin berlama-lama dengannya, ia sudah muak sekali terhadap Sabina.

"Jauhin Hanun, dan pacarin gue." Sabina berbalik badan dari Bima.

"Gak!" balas Bima cepat.

"Kalau begitu Hanun akan dikeluarkan dari SMA Garuda Trijaya."

RUNTUHWhere stories live. Discover now