#43

10.2K 830 85
                                    

.
.
.
.

Yuhuuuuuuuuuu

TRIPLE UPDATE MALAM INI. HAHAHAHA
SENANG?

HEHEHE

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA

INGAT!!!!

VOTE
VOTE
VOTE

OK?

Mari kita mulai.
..

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

__________________________________________

Pukul 22:45.

Jenovan terlihat masih terjaga. Cowo itu berdiri diam di balkon kamarnya, sambil menikmati udara malam yang terasa dingin namun mampu menyejukkannya. Pandangannya mengarah lurus kearah langit malam, yang kali ini terlihat sangat gelap tak seperti biasanya. Bintang-bintang tak menampakkan dirinya begitupun juga dengan sang bulan, mereka semua tertutup oleh awan. Awan yang terlihat sangat gelap karna tengah menampung banyaknya air hujan. Air hujan yang mungkin bisa tumpah kapan saja jika awan itu tak lagi mampu membendungnya. Sama sepertinya. Langit seolah ikut merasakan apa yang tengah dirasakannya saat ini.

Menarik nafas dalam, Jenovan menundukkan kepalanya. Tak berselang lama dari itu, ia terkejut ketika merasakan sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya. Aletha. Gadisnya tengah memeluknya dari belakang saat ini.

"Jangan gerak. Aku masih mau peluk kamu" ucap Aletha saat Jenovan ingin melepaskan pelukannya. "Aku masih pengin kaya gini Van. Sebentar aja. Ini nyaman banget buat aku" sambungnya lirih.

Aletha menempelkan pipinya di punggung tegap Jenovan sampai Jenovan bisa merasakan hembusan nafas gadis itu di sana. Tapi lama kelamaan punggungnya terasa basah dan ia pun dengan cepat melepas pelukan itu dan menatap wajah gadisnya.

"Kenapa? Hmm?" tanyanya lembut seraya mengusap air mata yang mengalir di pipi Aletha.

"Seharusnya aku yang nanya gitu. Kamu kenapa Van? Apa yang sebenernya terjadi? Ada apa ?"

Seperti sebelumnya. Jenovan mengulas senyum selembut mungkin dan mengatakan kata-kata yang sama. "Aku ngga apa-apa"

"Bohong! Ada apa? Kenapa kamu ngga mau cerita? Kamu ngga percaya sama aku?"

Jenovan menggeleng pelan.

"Aku ini isteri kamu Van. Kamu bisa berbagi sama aku. Kamu bisa cerita apapun ke aku. Aku pasti dengerin kamu kok. Kamu bisa percaya sama aku. Jangan dipendem sendiri." ujar Aletha. Cewe itu sudah menahan tangisnya sejak tadi. Ia terus kepikiran tentang keadaan Jenovan saat ini.

"Aku ngga apa-apa Al"

Aletha menghempas kasar tangan Jenovan dari pipinya. "Bohong! Selalu kamu ngucapin kata-kata itu. Bilang kalau kamu ngga apa-apa. Tapi lihat? Mata kamu ngga bisa nyembunyiin semuanya Novan!" tangis Aletha pecah.

"Kenapa sih, kamu selalu nyembunyiin perasaan kamu kaya gini. Kenapa selalu dipendem sendiri? Kamu ngga percaya sama aku? Kamu bilang kamu butuh aku. Tapi apa? Kamu ngga cerita dan masih nyimpen semuanya sendiri. Kalau kamu kaya gini terus, bukan cuman kamu yang sedih. Aku juga. Aku bisa ngerasain itu. Ngeliat kamu kaya gini rasanya sakit buat aku Van. Aku tahu kamu sedih, aku tahu kamu sakit. Tapi aku ngga tahu karena apa. Aku ngga tahu apa penyebabnya. Gimana bisa aku tenangin kamu. Gimana bisa aku bisa bantu kamu. Aku ngga suka sikap kamu yang kaya gini. Aku ngga suka" setelah itu Aletha melangkah masuk ke dalam kamarnya lagi dengan tangis yang semakin pecah.

JENOVAN  [JenoxKarina]Where stories live. Discover now