23 : Juli dan Hari Kepulangannya

Start from the beginning
                                    

Bahasa nya belum terlalu lancar.

Hampir semua dari semua keluarganya mengantarkan ke bandara. Mereka lalu melakukan perpisahan dengan berat hati. Terutama Elikka dan Joe.

Laura memeluk sepupunya itu, "pokoknya kita harus bertemu once every three months! Mau aku yang ke indo or kamu yang ke Spain," kata gadis itu sambil bercucuran air mata. Ia sangat sedih karena harus jauh dari Ace, dari semua sepupunya Laura paling dekat dengan laki-laki itu.

"Iya iya atuh sayang jangan nangis, aku jadi pengen ikut kamu ke Rusia," sahut Ace sambil membalas pelukan itu. Berat rasanya berpisah dengan Laura karena akhir-akhir ini Laura yang selalu menemaninya.

Laura akan berangkat ke negaranya keesokan paginya.

"In any case, we still have to give each other a message!"

"Iya-iya, nanti nyampe di sana aku telpon ya," kata Ace lalu ia merapihkan helaian rambut sepupunya yang berjatuhan sambil melepaskan pelukan.

Kemudian Ace beralih pada kedua orangtuanya. Ia menarik kedua sudut bibirnya ketika melihat mata ibunya yang memerah karena menangis. Dan di sampingnya ada sang ayah yang berkaca-kaca. Sedikit informasi bahwa Joe sudah bisa berjalan, kesembuhannya sudah mencapai 90%.

Ace kemudian terkekeh, "gak usah lebay. Aku mau pamit pulang ke rumah bukan ke Rahmatullah."

Elikka berdecak sembari memukul lengan anaknya. "Ih kalo ngomong jangan sembarang!" Anak laki-laki itu kembali terkekeh ketika melihat wajah kesal sang ibunda.

"My boy, yang tenang ya disana," pesan Joe sambil memeluk Ace.

"Kamu kok gitu sih, kamu pikir anak kita meninggal?!" Elikka protes karena Joe seperti berkata kepada orang meninggal.

"Kan kata tenang bukan buat orang meninggal aja sayang," sahut Joe sambil melepaskan pelukan dengan anaknya.

Wanita itu memutarkan bola matanya lalu kembali menatap anaknya dengan isakkan yang tidak bisa di tahan. Ace merentangkan kedua tangannya lalu Elikka berjalan untuk memeluk Ace.

"Pokoknya kamu harus jaga kesehatan, baik-baik disana. Maaf ya mami gak bisa temenin kamu." Elikka terisak di pelukan anak laki-lakinya.

"Issoke mami, jangan sedih udah." Ace mengusap punggung mamanya untuk menenangkan.

"Janji ya, mami pulang ke sana kamu harus baik-baik aja?"

"Iyaaa, tapi gak janji. Kalo misalnya aku di jemput malaikat sebelum mami pulang gimana?"

"Gak usah ngaco!" Ace tertawa kecil lalu kembali memeluk Elikka erat. Keduanya pun melepas pelukan setelah puas.

"Pokoknya, kamu harus sama Shanetta, Dehaan dan Yogas terus ya? Cuman mereka yang mami percaya selain Desono," kata Elikka. Ace mengangguk.

"Nanti kamu ajak ngedate Shanetta, soalnya kalian udah lama LDR," suruh Elikka.

Gimana mau ngedate, orang udah putus.

"Iyaaaaa...." lalu Ace beralih pada Abuela dan Abuelo yang menatapnya dalam.

"Kenapa? Mau peluk juga?"

SADBOIWhere stories live. Discover now