fourty six

1K 68 18
                                    

Aku berjalan masuk mengekori Dylan  ke dalam bengkel yang berisi banyak sekali motor, Dylan bilang ia harus mengambil sesuatu disini terlebih dahulu sebelum pergi ke flatnya

"Lex, apa barang yangku pesan kemarin sudah ada?" Ucap Dylan membuat lelaki bertubuh besar itu memberhentikan aktivitasnya dan berjalan kearah Dylan

"Xander, kufikir kau tak jadi mengambilnya hari ini—"

"Yah memang niatnya begitu, tapi transaksinya sudah di lakukan." Ucap Dylan membuat lelaki bertubuh besar itu berjalan kearah dalam sebuah ruangan

"Kau tunggu disini sebentar, aku akan segera kembali" ucap Dylan membuatku mengangguk

Dylan berjalan masuk menyusul lelaki besar itu entah apa yang ia lakukan di dalam, tapi sepertinya barang itu sangat penting untuknya karena sejak tadi ia sangat terburu buru

Aku melihat ceceran oli dan juga beberapa alat alat motor yang tergeletak di lantai dengan beberapa montir yang sedang bekerja. Ini bukan bengkel yang besar namun terlihat sangat banyak sekali motor yang sedang dikerjakan oleh beberapa montir disini, sepertinya bengkel yang laris. Walaupun dengan tempat yang cukup mengerikan

Aku mengetuk sepatuku di lantai menghilangkan rasa bosan yang menghantuiku, Dylan sangat lama sekali di dalam membuatku penasaran apa yang ia sedang lakukan.

"Sangat jarang wabita selain outlaws dibawa ke bengkel ini, apa kau dibayar mahal olehnya Xander?"ucap lelaki dengan tindik di bibirnya yang berjalan kearahku.

Outlaws.

Tulisan di jaketnya namun aku tak pernah melihat lelaki ini, dia bahkan sama mengerikannya dengan Drox

"Um aku tidak dibayar olehnya—"

"Lalu? Friend with benefit? Atau jalang—"

"Dia kekasihku Roy. Menjauhlah darinya." Ucap Dylan yang berhasil membuat nafasku lega karena lelaki ini benar benar menyeramkan.

"Kekasih?"

"Ya. Jadi berhenti menanyakan hal yang tak penting." Ucap Dylan yang berdiri di sebelahku

"Sorry X , aku tak tau jika kau berkencan dengan seorang gadis."

"Tak masalah, jadi ini barangnya." Ucap Dylan memberikan barang yang di bungkus dengan lakban tebal kepada lelaki bernama Roy, dan dengan cepat ia masukan kedalam sebuah tas ransel.

"Barang ini sangat mahal, dan ingat taruhannya adalah nyawamu. Jadi berhati hatilah"

Nyawa? Menyeramkan.

"Okey Xander. Aku langsung kembali ke markas, beberapa regu juga sudah menunggu di persimpangan."

"Good luck." Ucap Dylan membuat lelaki itu mengangguk mengerti
"Tak masalah jika ke flatku dulu?"

"Tentu saja Dylan"

"Baiklah ayooo" ucap Dylan menggandengku kearah motornya

Dylan memberikan helmnya kepadaku dan dengan cepat aku memakainnya lalu naik keatas motornya. Dylan kemudian melesat melawan arah dengan lelaki tadi , dengan kecepatan sedang.

Wound HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang