BAB 15

10.5K 667 33
                                    

-Selamat Tidur Jean|BAB 15-

Sengaja update malam.
Pengen cerita ku dibaca banyak orang:(

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"MENCARI PENDONOR"

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"Maksud lo apa nyebarin informasi tentang keluarga gue?!"

Di dalam ruang OSIS yang berisikan Jihan, Ahmad, Pak Arif, Ayah Dean, dan Joe, Naren berteriak memaki Khairifo yang sudah mereka tangkap. Tadi, Joe dan Na mendapatkan telepon dari Gabriel bahwa Khairifo adalah pelaku dibalik penyebaran berita mengenai keluarganya.

Joe dan Na tentu saja kecewa dengan sikap Khairifo yang seolah-olah menusuk mereka dari belakang. Seharusnya Khairifo bisa menjaga rahasia ini, bukannya malah menyebarkannya begitu saja.

"Gue ngasih tahu tentang keluarga gue karena gue percaya sama lo! Lo itu teman gue! Tapi kenapa lo malah sebar ini semua gitu aja?!" kata Naren emosi.

"Karena gue kecewa sama lo berdua!" balas Khairifo teriak. Laki-laki yang duduk di kursi balik meja ruang OSIS tersebut menatap Naren tajam.

Naren mengernyit bingung, tidak mengerti maksud dari ucapan temannya ini.

"Lo lupa?! Seminggu yang lalu gue minjam uang ke lo berdua! Adek gue mau di operasi, gue gak punya uang! Nyokap gue kabur sama laki-laki lain, sementara Bokap gue hilang ntah kemana! Tapi apa?! Lo berdua gak mau minjami dengan alasan lo lagi gak pegang uang! Padahal lo berdua punya! Tapi lo gunain uang itu untuk taruhan balap liar dari pada bantu teman lo sendiri!"

Nafas Khairifo terengah-engah. Matanya memerah dan berkaca-kaca.

"Adek gue terbaring sekarat di rumah sakit! Setiap hari gue di kejar-kejar rentenir karena Bokap ninggalin hutangnya dan kabur gitu aja! Dan teman-teman gue gak ada di saat gue butuh bantuan mereka! Lo pikir gue bisa apa di dalam posisi itu?!"

Semua orang yang ada di dalam ruangan terdiam mendengar teriakan nelangsa dari Khairifo. Bisa mereka lihat seberapa besarnya rasa sayang Khai pada adiknya.

"Ya, tapi kenapa lo harus nyebarin informasi itu, Khai? Lo salah, lo udah ngelanggar privasi orang. Lo bisa kena hukuman karena itu," kata Naren.

"Adek gue yang baru berumur 10 tahun kena gagal ginjal, dia harus segera melakukan operasi transplantasi ginjal. Gue butuh uang, gue nyebarin informasi itu supaya lo mau ngasih gue uang. Setelah itu, gue bakal hapus semua berita yang beredar."

"Lo mau meras kita berdua?" tanya Joe tak menyangka.

"Ya!" jawab Khairifo lantang, air matanya sudah meleleh membasahi pipi. "Gue tahu, lo berdua paling takut kalau identitas kalian tersebar! Gue bisa manfaatin itu untuk dapat uang buat biaya operasi Adek gue!"

"Tapi lo bodoh, Khai! Lo lupa kalau lingkungan sekolah kita ada cctv, lo akan mudah ketangkap. Tindakan lo ini udah di luar nalar!" ucap Joe frustasi.

Khairifo terdiam. Khai tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang ia lakukan. Dia hanya memikirkan keuntungannya sendiri. Joe dan Na juga bersalah, mereka tidak mau menolong Khai, mereka malah menggunakan uang itu untuk taruhan balap liar.

"Berapa uang yang kamu butuhkan?"

Sebuah suara menginterupsi, Ayah Dean melangkah mendekati Khairifo. Nasi sudah menjadi bubur, tidak ada gunanya memenjarakan Khai. Adiknya sakit, ia terlilit hutang, dan kedua orang tuanya kabur ntah kemana. Khai benar-benar terpuruk.

Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)Where stories live. Discover now