BAB 4

8.1K 711 35
                                    

-Selamat Tidur Jean|BAB 4-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

“HAMPIR KETAHUAN”

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Reinand berlari di koridor sekolah ketika mendapatkan kabar bahwa Jean masuk ke ruang kesehatan. Kata teman sekelasnya, Jean ditemukan pingsan di ujung lorong sekolah dekat gudang oleh penjaga sekolah. Ada memar di sekitar rahang dan pipinya menandakan bahwa Jean dipukuli oleh seseorang.

Reinand bisa menebak siapa pelakunya.

Siapa lagi kalau bukan si kembar Joe dan Na? Dan pastinya Naren lah yang memukul. Sementara Joe hanya lebih suka diam memperhatikan tanpa berniat menolong.

Begitu masuk ke ruang kesehatan, Jean dapat melihat pemandangan Jean yang terkapar di atas ranjang ruang kesehatan, sedang berbicara dengan Jihan yang duduk di sebelahnya.

"Jean?" gumam Reinand panik.

Jihan berdiri dari duduknya saat ketua OSIS SMA Elang Sakti masuk ke ruang kesehatan.

"Jean kenapa bisa gini?" tanya Reinand.

Jihan menggeleng kecil, "Jihan juga gak tahu, Kak. Tapi tadi penjaga sekolah yang nemuin Jean di dekat lorong ujung sekolah. Katanya udah gak sadarkan diri."

Reinand menghela nafas frustasi, ia mengacak rambut hitam legam yang sebelumnya tertata rapi. Sementara Jean hanya bisa memainkan jari jemarinya. Sedikit takut karena Reinand marah.

"Siapa yang ngelakuin ini sama lo?" tanya Reinand serius pada Jean.

Jean diam saja. Ia tau, Reinand akan melakukan apapun pada pelaku yang sudah membuatnya dalam keadaan seperti ini. Reinand tidak takut sama sekali dengan si kembar Joe dan Na, dia akan melakukan apapun agar Joe dan Na mendapatkan hukuman, apalagi dengan jabatan sebagai ketua OSIS, mudah bagi Reinand untuk memberikan pelajaran pada si kembar.

Terlebih lagi Reinand tak sebodoh itu, ia pasti sudah mengetahuinya lebih dulu. Hanya saja Reinand ingin mengetahui jawabannya lasngsung dari mulut Jean.

"Jawab gue, Jean. Atau gue cari tau sendiri-"

"Bang Joe dan Bang Na," jawab Jean cepat.

Reinand merubah ekspresinya menjadi datar. Dugaannya tidak pernah salah. "Bagus. Cari gara-gara tuh anak!"

"Udahlah, Bang, biarin aja."

"Biarin gimana maksud lo? Saudara tiri-"

Ucapan Reinand terhenti begitu ia menyadari bahwa tidak hanya mereka saja yang berada di ruangan itu. Ia melirik ke arah gadis yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka, tanpa tahu titik permasalahannya. Jihan, tatapannya sangat polos.

"Jihan keluar dulu, deh," pamit Jihan setelah mengerti akan situasi, lalu ia membawa kaki jenjangnya melangkah keluar dari ruang kesehatan.

Tak ada satupun orang yang mengetahui bahwa Jean merupakan adik beda Ibu dari Joe dan Na, kecuali Reinand, Zayn, dan keluarga Reinand. Termasuk Jihan sendiri. Ayah Dean sengaja menutup identitas keluarga mereka dari publik. Dan publik hanya tahu bahwa Dean Purnomo, seorang pengacara kondang, hanya memiliki dua anak kembar. Tapi satupun tidak ada yang tahu bagaimana wujud dan nama asli dari Joe dan Na, Ayah Dean menyembunyikan semuanya.

Sementara Jean? Sengaja disembunyikan oleh Ayah Dean, nama Jean sekalipun tidak pernah diberitahu ke publik, apalagi terdengar dikalangan publik. Jean dianggap tidak ada karena Ayah Dean tidak ingin orang-orang menghakimi Jean saat tahu asal usul Jean yang sebenarnya.

Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)Where stories live. Discover now