Bab 1. Awal Semester

11 4 1
                                    

HAII SEMUA!
APA KABAR?
SEMOGA SUKA DENGAN CERITA BARUKU
JANGAN LUPA VOTE & COMMENT YA!
THANK YOU AND HAPPY READING

1. Awal Semester

Libur semester telah usai, kini saatnya para pelajar kembali belajar di sekolah. Libur selama satu bulan agaknya membuat beberapa pelajar kelimpungan saat akan berangkat ke sekolah kembali.
Seperti Erina Dzakiya Mavendra, seorang siswi kelas 11 di SMA Pelita Bangsa.

Erina nampaknya masih berusaha menyampulkan dasinya, ia bahkan sampai mencari video tutorial menyampulkan dasi di salah satu situs web. Setelahnya, Erina keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang makan untuk menikmati sarapan pagi bersama keluarganya.
Sesampainya di ruang makan, terlihat sang ayah sedang membaca koran yang diantar pak pos tadi pagi. Erina sedikit heran dengan sang ayah, di zaman digital seperti ini masih saja membaca berita dari lembaran koran dari pada membaca berita di internet.

"Pagi!" sapa Erina dengan wajah ceria sambil menarik salah satu kursi.

"Pagi, Nak!" jawab ayah Erina, Wildan Mavendra mengalihkan pandangannya dari koran yang ia pegang.

"Pagi, bocil!" sahut kakak Erina baru keluar dari kamarnya sambil mencubit kedua pipi Erina.

"Kak!" pekik Erina merasa pipinya sakit.

"Kenapa, Cil?" tanya sang kakak, Nagata Mavendra dengan nada jahil.
    
Erina yang sudah terlanjur kesal dengan Nagata hanya diam, Erina malas meladeni sang kakak yang jailnya minta ampun. Gara-gara Nagata pipi Erina terasa sakit. Terkadang, dibenak Erina terlintas keinginan menjadikan Nagata sebagai makanan ikan piranha.

"Kenapa nih tumben pada diem-dieman?" tanya bunda yang membawa sebuah nampan berisi dua gelas susu untuk anak-anaknya.

"Kakak ngeselin, Bun!" adu Erina pada sang bunda, Yhura Mavendra sambil menunjuk Nagata.

"Apaan orang dari tadi Kakak diem aja, kok Kakak disalahin?" elak Nagata tak mau disalahkan.

"Diem apaan orang tadi Kakak cubit pipi aku sampai merah!" geram Erina pada Nagata.

"Kak!" tegur sang bunda.

"Iya, Bun!" jawab Nagata menoleh pada bunda.

Bunda melotokan matanya pada Nagata mengkode Nagata untuk segera meminta maaf pada Erina.

"Iya-iya Abang yang salah, maaf." Nagata meminta maaf sambil menjulurkan tangan ke arah Erina.

"Hm," lirih Erina mengabaikan uluran tangan Nagata.

"Dek, Kakak udah minta maaf itu!" kata sang ayah tanpa mengalihkan pandangannya dari koran yang ia pegang.

"Iya, aku maafin," jawab Erina membalas jabatan tangan Nagata.

Kedua kakak beradik itupun berpelukan menandakan mereka sudah damai.

"Nah, kalo akur gini 'kan keliatannya adem," ujar ayah meletakkan korannya dan membetulkan posisi duduknya.

"Yaudah, sekarang sarapan dulu!" perintah bunda.

"Iya, Bun!" jawab mereka serempak.

Yhura pun mengambilkan nasi serta lauk pauk untuk suami dan kedua anaknya.

"Mau sama apa, Dek?" tanya Yhura pada Erina.

"Mau capcay sama telor aja, Bun!" jawab Erina. Yhura pun mengambilkan lauk yang Erina mau.

"Manja. Udah gede gak mau ambil lauk sendiri!" ejek Nagata pada Erina.

Sama seperti seorang kakak pada umumnya, Nagata juga sangat suka menjahili adiknya, apalagi sampai membuat Erina marah. Menurutnya itu adalah sebuah kesenangan tersendiri. Prinsip Nagata hanya dia yang boleh menjahili dan mengganggu kesenangan adiknya orang lain tidak boleh.

ErinaWhere stories live. Discover now