Passcode

280 66 0
                                    

"Kuroo-san, hontouni arigatougozaimasu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kuroo-san, hontouni arigatougozaimasu." Ucap [Name] sembari membungkukkan tubuhnya. Teman dari teman barunya ini sangat baik dan menyenangkan, tidak seperti si teman barunya.

Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Cuaca hari ini nampak akan sangat cerah. Mereka sudah berkeliling di daerah Roppongi, mengunjungi berbagai toko dan tempat wisata.

"Masama. Gue balik ya. Kenma! Anter Cantiku-chan sampe apartemen nya!" Kuroo tak habis pikir. Bagaimana Kenma yang seperti ini bisa seberuntung ini. Apakah dia harus menjadi anti sosial dulu baru dikenal gadis cantik?

"Iya." Sahut Kenma yang sedari tadi tak banyak bicara.

"Cantiku-chan, Bye bye!"

[Name] melambai balik pada Kuroo yang kini menghilang di antara kerumunan orang.

"Mau makan siang?" Tawarnya yang belum puas dengan jajanan pinggir jalan yang sudah dimakannya tadi.

~

"Terus, Ya aku bilang kalau aku ngga ngehindar, tanganku bakal patah." Cerita Kenma pada gadis di depannya.  Kini mereka tengah makan di kedai Sushi yang cukup ramai.

"Hahaha... Ngga bakal patah kok." [Name] tertawa mendengar curhatan hati setter Nekoma tersebut.

"Retak."Sahut Kenma yang memicu tawa [Name] lagi.

"Ngomongin Voli nih, dulu aku juga pernah main waktu jam olahraga. Eh, kena muka sampe pingsan di tempat. Trus sempat di bawa ke rumah sakit. Eh, tulang hidung retak katanya. Habis kalo ngeliat permainan bola besar rada ngeri." Ujar gadis itu ikut menyumbang pengalamannya.

Kenma bergidik ngeri membayangkannya. Jadi wajar kan, bila dia menghindari pukulan Bokuto.

"Kenma-kun ada peliharaan?" Tanya [Name] membuka topik baru lagi. Tangannya menyumpit sebuah sushi kemudian dimasukkannya ke dalam mulutnya langsung.

"Ngga pernah. Dulu di rumah ada burungnya Papa sepasang. Tapi udah kabur karena lupa ditutup sangkarnya." Kenma menjawab pertanyaan random gadis ini.

"Lah. Hahahaha... Biar aku tebak, pasti Lovebird, kan?" Gadis itu meminum teh hijau dari gelas yang sedikit memiliki kesan tua.

Kenma mengangguk dengan mulut penuh makanan.

"Kamu ada pelihara kucing?" Kenma bertanya balik setelah menelan makanan di mulutnya tadi.

"Ngga dibolehin sama orang tua. Jadi cuma sering street feeding doang." Curhat [Name] yang amat menyukai kucing.

"Sou desuka..."

~

"Ngga udah diantar gapapa kok, serius. Deket juga." Ujar [Name] meyakinkan Kenma. Namun dia dibalas dengan gelengan.

"Gapapa kok. Kan Deket juga." Balas pria bersurai Dwi warna itu tersenyum. Dia menggapai tangan [Name] kemudian melangkah bersama menuju arah yang ditunjuk [Name] tadi.

"Salah. Harusnya ke arah situ. Kalo lewat situ harus muter." Gadis itu menunjuk ke jalan seberang sana yang membuat Kenma menghentikan langkahnya lalu terdiam.

~

Kenma sedikit terkejut melihat pintu kamar apartemen milik teman barunya. Banyak kucing di sini, ada sekitar tiga ekor yang mendekat dan mendusel-dusel ke kaki [Name] dan dua menunggu setia di depan pintu.

"Apa~? Kalo kalian dibiarin di dalem, entar hancur kamarku." Dia berucap sembari berjongkok dan nampak kewalahan membelai ketiganya.

"Kenma-san, 235647."

Kenma mengkerutkan keningnya.

"Passcode apartemen nya."

Alis Kenma semakin menyatu. Dia menekan nomor yang disebut gadis itu tadi dengan ekspresi yang sangat menggambarkan isi hatinya.

Benar. Meskipun gadis ini bernama, dia memang gadis aneh, aneh, seaneh-anehnya. Bagaimana bila dia berniat jahat lalu menyelinap pada malam hari?

"Kan Kenma-san." Tambah Gadis itu menggendong dua ekor kucing lalu melenggang masuk diikuti tiga kucing lainnya. Kelimanya tampak amat bersih dan gemuk, sangat terawat. 

Hati Kenma serasa bergejolak minta dikeluarkan. Banyak kupu-kupu di dalam perutnya kini. Wajahnya terasa panas entah kenapa.

••••

Readertachi, jangan jadi silent reader ya. :'(

Tokyo's Rain (Kozume Kenma x Reader)Where stories live. Discover now