Ia membantu perawat yang ada disana menaruh Jungkook yang sudah tak sadarkan diri di brankar rumah sakit. Ikut berlari ke arah ruang gawat darurat hingga para perawat tadi mencegahnya masuk.

Taehyung dengan segala kesedihannya meraung-raung didepan ruang gawat darurat itu, membuat banyak orang menatap kasihan padanya.

Dengan sisa kesadaran yang masih ada, ia menghubungi Jimin. Sahabat terbaiknya.

"Halo? Tumben belum tidur, ada apa?"

"Halo, J-Jimin hiks..." Taehyung terisak lagi.

"Tae? Kenapa menangis?? Apa yang terjadi?!"

Taehyung jadi tak enak menelepon Jimin malam-malam begini, pasti ia merepotkan dan menganggu. Tapi tak ada orang lain yang bisa ia hubungi selain Jimin, dirinya tak punya siapa-siapa lagi.

"Jungkook kecelakaan." Kata Taehyung dengan suara parau.

"Oh-- APA?! Kau di rumah sakit sekarang??"

Taehyung mengangguk meskipun tak dapat dilihat oleh Jimin, "Iya."

"Aku akan kesana dengan cepat, jangan kemana-mana dan kirim lokasinya padaku sekarang."

Tut.

Taehyung melempar ponselnya, menjambak rambutnya sendiri. Dirinya benar-benar menyusahkan, kenapa ia harus menelepon Jimin yang sedang jauh berada di Busan?

Drrtt drtt...

Niatan ingin mengangkat terhenti kala melihat Dokter Yoongi menelepon dirinya. Taehyung tak mau mengangkatnya, tak mau mendengar ocehan mengenai penyakit sialan ini, tak mau juga mendengar jadwal-jadwal yang sudah dirancang oleh orang itu.

Taehyung tak peduli dengan dirinya.

Kembali dering telepon terdengar, namun bukan miliknya, tetapi milik Jungkook.

Ia melihat kontak bernama 'Ibu' itu, dengan ragu mengangkatnya.

"Halo? Jungkook, kemana saja kau?"

Terdengar suara wanita yang begitu dingin dan datar, seolah berbicara bukan kepada anaknya.

"H-halo?" Balas Taehyung.

"Huh? Siapa kau?? Dimana anakku?!"

Teriakan dari seberang sana mampu membuat Taehyung takut, mencoba menjelaskan agar tak terjadi salah paham.

"Tolong tenang dulu! Saya Taehyung, J-Jungkook ada di rumah sakit... Dia--"

"Ternyata kau jalang. Kau apakan Jungkook sampai masuk rumah sakit?!"

"Tidak! Dia kecelakan, tolong datang dan--"

Tut.

Taehyung menatap nanar sambungan telepon yang dimatikan sepihak oleh wanita yang diketahui Ibu Jungkook itu. Dirinya tak mengerti mengapa terus-menerus dihina 'jalang' oleh orang lain.

Ia berdecak frustasi dengan tangisan yang masih mengalir di kedua matanya.

"Ck, fuck."

• • •

Jam sudah menunjukan tengah malam dimana seharusnya Taehyung berguling nyaman di ranjang empuknya, bukan semestinya berada di tempat ini dengan perasaan gelisah luar biasa.

Beberapa saat yang lalu Jimin mengabari ia sudah tiba di Seoul, karena ternyata dia sedang tidak di Busan, hingga tak begitu jauh dirinya untuk sampai kemari.

Refuser d'y Aller [KV]Kde žijí příběhy. Začni objevovat