the end of the world

43 3 1
                                    

Selig bukan figur ayah yang sempurna. 

Tidak, dia figur ayah yang sangat buruk.

Mengajarkan sihir adalah sebuah suatu pengkhianatan terhadap Sang Primus. Tidak pernah mengajarkannya berdoa juga merupakan penistaan terhadap dewa dan dewi.

Tetapi, Selig adalah satu-satunya keluarga yang Holton punya.

Jadi, ketika Selig mengajarkannya berburu, ia akan mengikutinya. Jika Selig mengajarkannya sihir api, ia akan melakukannya. Jika Selig mengajarkannya untuk berdoa--meski terlambat dua puluh tahun... ia akan melakukannya.

"Kita ke sana bukan untuk berdoa."

"Ha...?"

Selig mengabaikan kakinya yang pincang, seketika saja dia mampu untuk berlari cepat, Holton harus mengimbanginya. 

Berkali-kali Holton menyerukan namanya, tapi Selig tak menghiraukan. Mereka bergerak menyusuri semak-semak, dedaunan besar di hutan, hingga menyusuri aliran sungai deras melompati bebatuan.

"Master!"

Suara teriakan Holton menakuti burung-burung di sekitar, mereka berterbangan ke langit lepas di atas aliran air. Selig menghentikan langkah tepat di atas batu besar, menoleh.

Holton mengayunkan tangan heran. Ia mencoba tenang, "Bisa jelaskan ada apa ini?"

"Kita tidak punya waktu."

"Untuk apa?!"

Untuk sesaat, Selig terdiam. Tiba-tiba saja dia menunjuk ke kejauhan, bentangan langit tak terbatas ke arah selatan. 

Tiga detik kemudian, suara ledakan menggelegar dan semburan api merambat ke langit. Holton tersentak hingga kakinya tak sengaja meleset dan jatuh ke sungai.

"A... Apa itu?!"

"Kau memimpikan Hari Kiamat," Selig berkata cepat, "Sekarang kiamat benar-benar datang. Di Imphermal."

"K-Kenapa...-"

"Cepat keluar dari air."

Selig melompat satu pijakan, mengulurkan tangan dan membantu Holton naik. Kemudian Selig kembali melanjutkan perjalanannya. Holton masih menatap ke arah sumber api. 

Secara mengerikan, ledakan kedua datang, lebih besar. Dan seketika, api itu menjalar cepat ke pepohonan.

"Holton, cepat!"

Api itu benar-benar seperti di mimpinya. Tampak seperti iblis besar yang siap melahap semua yang menghalanginya. Kini, api itu mengejar Holton dan Selig.

Holton berlari secepat mungkin, mengikuti Selig yang kini mengayunkan pedangnya untuk menebas semak-semak yang menghalangi jalurnya.

Selig menghentikan langkahnya tepat pada pohon terbesar yang mereka jumpai, kemudian menggambar sebuah lingkaran dan bentuk pentagonal dengan darahnya.

Ia menancapkan pedangnya ke pohon tersebut. Seketika sebuah kayu raksasa menjalar dari pergelangan tangan Selig, menuju pedangnya, dan merambat membesar menjadi dinding penghalang.

Holton terperanjat. Api itu membakar habis dinding kayu ciptaan Selig, namun Selig kembali membuatnya dengan satu ayunan pedang dan tangan.

"Apa itu?!"

"Alkemi. Aku mengubah pohon ini dan pedangku untuk membuat benteng kayu. Tapi ini tidak bisa bertahan lama."

"Kenapa tidak kau lakukan dari tadi?!" seru Holton.

"Holton! Ini saatnya menggunakan sihirmu!"

"Sihir?! Master, sihirku api! Mereka akan mengira aku yang merapal kekacauan ini!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Children of SinnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang